psikologis

Post oleh : Unknown | Rilis : 21.08 | Series :

KATA PENGANTAR

Pertama-tama puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan nikmat dan karunianya kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengembangkan ilmu dan pengetahuan kami sebagai penyusun. Makalah ini diharapkan bisa memberikan manfaat bagi kami dan pembaca yang memerlukan informasi yang terkandung di dalamnnya serta menjadi sumbangsih dalam bidang kode etik dan pasien, khususnya mengenai permasalahan yang kami bahas.
Makalah yang berjudul PSIKOLOGIS. Proses penyusunan makalah ini dilakukan dengan kesungguhan sesuai dengan kaidah dan pedoman yang berlaku. Walaupun demikian, kami yakin masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan yang tertuang didalamnya. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya koreksi dan perbaikan yang membangun dari para pembaca agar dalam penyusunan selanjutnya dapat dilakukan dengan lebih baik lagi.
Akhir kata, semoga Tuhan senantiasa selalu memberikan petunjuk dalam menjalankan setiap urusan kita, serta memberikan kekuatan dan kesabaran kepada kita semua dalam menghadapi segala tantangan.



Medan,     Januari 2015


      
      Penulis,





DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR         .................................................................................   i
DAFTAR ISI                         .................................................................................   ii

BAB    I           PENDAHULUAN
A.  Latar belakang ...................................................................................................    1
BAB    II         PEMBAHASAN
2.1. Teori dan Konsep Psikologi.............................................................................    2
2.2. Teori dan Konsep Prilaku ................................................................................   3
2.3.      Tahap-Tahap Proses Adaptasi ....................................................................   3
2.4. Proses adaptasi psikologi pada wanita sepanjang daur kehidupan......................   4
2.5.      Proses adaptasi psikologi pada anak sesuai tahap perkembangan ..................  5
2.6. Perkembangan psikologi pada anak ..................................................................   7
2.7.      Wanita sebagai gadis remaja........................................................................    8
2.8. Anak Gadis Pada Masa Adolescence ..............................................................  10
2.9. Wanita Dewasa.................................................................................................  12
3.0. Wanita Sebagai Ibu ..........................................................................................   17
3.1   Wanita sebagaia lansia ....................................................................................   18
3.1.      Gangguan psikologi pada masa reproduksi ....................................................    20
3.2.      Cara mengatasi gangguan psikologi menstruasi ..............................................           26
3.3.      Cara mengatasi gangguan Psikologi yang berhubungan dengan kematian......           27
3.4.      Cara mengatasi gangguan Psikologi psikolgi saata perkawinan.......................          27
3.5.      Cara mengatasi gangguan Psikologi yang berhubungan dengan persalinan....           29
3.6.      Cara mengatasi gangguan Psikologi yang berhubungan dengan nifas .............         30
3.7.      Cara mengatasi gangguan Psikologi yang berhubungan dengan menopause...          31
BAB    III        PENUTUP
1. Kesimpulan             ............................................................................................... 32
2. Saran                       ..............................................................................................  32
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 33


BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Sebenarnya usaha untuk menyusun teori dalam psikologi kepribadian telah sejak lama dilakukan yakni sebelum masehi, orang mencoba-coba memberikan ciri-ciri khusus kepada sesuatu, baik itu berujud benda, pemandangan, musim, lukisan dan sebagainya, dengan cara mencari sesuatu yang menyebabkan segala sesuatu itu mempunyai daya tarik yang kuat.  Demikianlah halnya dengan kehidupan manusia,  seseorang berusaha mencari ciri-ciri  khusus, yang terdapat pada manusia yang lain.
           Empedocles seseorang filsuf Yunani Kuno, yang berependapat bahwa segala yang ada didunia ini terdiri atas empat unsur, yaitu ; tanah, air, api, dan udara, mencoba membedakan ciri-ciri khusus bagaimana bila seseorang terlalu banyak salah satu dari keempat unsur tersebut.  Bila didalam tubuh seseorang terlalu banyak unsur tanah, misalnya maka orang itu akan memiliki sifat dingin, acuh tak acuh, tidak mudah terpengaruh, dsb. Sedang bila kebanyakan unsur api, maka orang tsb. Akan kelihatan lincah, mudah bergerak, ribut dan seakan-akan tidak punya pendirian.
Ada pula yang mencoba menghubungkan tata bintang dalam hubungannya dengan musim, bernama astronomi, dalam hubungannnya dengan watak orang yang dilahirkan pada musim itu (astrologi).Usaha-usaha yang masih bersifat pra-ilmiah









BAB I
PEMBAHASAN

2.1 TEORI DAN KONSEP PSIKOLOGI
A. Pengertian psikologi
Secara etimologi kata psikologi berasal dari bahasa yunani, yang terdiri dari dua kata, yaitu psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu.  Jadi, secara umum kata psiologi bisa diartikan sebagai suatu studi yang mempelajari tentang jiwa..
B.     Sejarah Psikologi
Sejak zaman filsuf-filsuf besar seperti Socrates (469-399 SM) telah berkembang filsafat mental yang membahas secara jelas persoalan “jiwaraga”. Rene Descartes (1596-1650) mengemukakan bahwa manusia memiliki dimensi jiwa dan raga yang tidak dapat dipisahkan.
C.    Macam Teori Menurut Aliran
1. Psikoanalisis
2. Behaviourisme
3. Psikologi Humanistis
4. Psikologi Gestalt
5. Psikologi Transpersonal
6. Psikologi Positif
7. Psikologi Lintas Budaya (Cross Culture Psychology)
D.Ruang Lingkup Psikologi
1.Bidang Ekperimental Fisiologi
2.Bidang Pendidikan atau Psikologis Sekolah
3.Bidang klinis dan penyuluhan
4.Bidang psikologi industri dan organisasi
5.Bidang psikologi sosial dan lingkungan
6.Bidang psikologi perkembangan
7.Bidang psikologi kepribadian dan psikopatologi
8. Bidang psikometri dan psikologi komunikasi
2.2 TEORI DAN KONSEP PERILAKU
A.  Pengertian
Perilaku adalah suatu kegiatan & aktifitas organisme yang bersangkutan, baik aktifitas yang dapat diamati atau yang tidak dapat diamati oleh orang lain. Manusia berperilaku atau beraktifitas karena adanya kebutuhan untuk mencapai suatu tujuan / goal. Dengan adanya kebutuhan akan muncul motivasi atau
penggerak.
B.  Proses Pembentukan Perilaku Menurut Para Ahli
SKINNER (1983)
Menurut Skinner, perilaku adalah respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus. Teori Skinner disebut teori S-O-R (stimulus-organisme-respos).
Ada 2 jenis respons menurut teori S-O-R :
1.      Respondent respon : respon yang ditimbulkan oleh stimulus tertentu & menimbulkan respons yang relatif tetap.
2.      Operant respon : respons yang timbul & berkembang kemudian diikuti oleh stimuli yang lain.
C.  PERUBAHAN PERILAKU
Yaitu adanya pengaruh hubungan antara organisasi dengan lingkungannya terhadap perilaku intrapsikis & biologis. Intrapsikis adalah proses-proses dan dinamika
2.3 Tahap-Tahap Proses Adaptasi
A. Adaptif
Setiap manusia tentu menginginkan agar hidupnya eksis. Untuk dapat hidup eksis ia harus senantiasa beradaptasi (menyesuaikan diri) dengan lingkungan. Dengan penyesuaian diri ia akan mengalami perubahan-perubahan kearah yang lebih maju (modern). Sebagai makhluk hidup, manusia memiliki daya upaya untuk dapat menyesuaikan diri, baik secara aktif maupun pasif. Seseorang aktif melakukan penyesuaian diri bila terganggu keseimbangannya, yaitu antara kebutuhan dan pemenuhan. Untuk itu ia akan merespon dari tidak seimbang menjadi seimbang.
B. Maladaptif
Beberapa petunjuk yang dapat digunakan  untuk mendeteksi adanya respon maladaptive pada individu adalah :
·         Sensitif terhadap kritik, individu  tidak bisa merespon secara positif terhadap koreksi dan juga tidak dapat mengkritisi diri sendiri.
·         Tidak mampu berkompetensi, individu hanya mau berkompetensi dengan kawan yang jelas dapat dikalahkan.
2.4 Proses Adaptasi Psikologi Pada Wanita Sepanjang Daur Kehidupan
A.  Masa Bayi
            Masa bayi Neonatal merupakan masa terjadinya penyesuaian yang radikal. Meskipun rentan kehidupan manusia secara resmi dimulai pada saat  kelahiran.Kelahiran merupakan satu gangguan pada pola perkembangan yang dimulai pada saat pembuahan ini adalah suatu peralihan dan lingkungan dalam dan lingkungan luar.Seperti halnya semua peralihan,di perlukan penyesuain diri pada bayi.Bayi beberapa bayi penyesuaian mudah dilakukan,namun bagi bayi lain terasa sulit dan  mengalami kegagalan.”.
B. Balita
Para orang tua seyogyanya tidak melewatkan masa keemasan anak mereka begitu saja. Mereka semestinya selalu berusaha memberi anak stimulasi, memberi pengetahuan yang sebanyak-banyaknya, mendidik yang sebaik-baiknya, dan memberi keteladanan. Hal ini dapat menjadi fondasi bagi pembentukan kepribadian anak ketika anak dewasa kelak. Dalam rangka memberikan yang terbaik untuk anak ini, memahami psikologi perkembangan anak menjadi sangat penting. Pemahaman ini akan membantu orang tua menemukan stimulasi yang tepat untuk mengoptimalkan kecerdasan anak, juga menemukan metode pembelajaran yang pas untuk anak. Berikut ini adalah tahap-tahap psikologi perkembangan anak, yang meliputi perkembangan kognitif dan perkembangan psikososial.
C. Psikologi perkembangan anak usia sekolah
Tidak bisa dipisahkan dari perkembangan dan pertumbuhan anak sejak lahir. Perkembangan motorik dan fisik juga sangat berhubungan dengan perkembangan psikis anak anak.
Peran psikologi perkembangan untuk anak anak adalah sebagai pengiring pertumbuhan dan perkembangan anak secara holistik. Dalam rentang waktu anak anak manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik fisik dan mental yang pesat.
D. Remaja
  • Mengalami pertumbuhan seks primer dan sekunder
    • Seks primer adalah perubahan organ reproduksi pada manusia sudah mulai berfungsi optimal, contohnya menstruasi.
    • Seks sekunder adalah perubahan-perubahan nyata seks primer yang terlihat dari luar, seperti perubahan fisik perempuan, tumbuhnya payudara, bertambahnya berat dan tinggi badan.
  • Memiliki sifat kewanitaan setelah remaja disebabkan oleh hormon estrogen yang meningkat.
  • Mengalami perubahan emosional.
  • Mengalami perkembangan biopsikososial; yaitu masa transisi dari anak-anak menuju dewasa.
2.5 Proses Adaptasi Psikologi Pada Anak Sesuai Tahap Perkembangan
A.Kehidupan Psikologi Bayi Dan Anak
1.Tahap-tahap proses adaptasi
Tahap-tahap proses adaptasi pada anak adalah :
a.       Adaptif
b.      Frustasi
c.       Konflik
d.      Maladaptif
2. Proses adaptasi psikologi pada bayi dan anak
a.Masa Bayi
Masa neonatal merupakan masa terjadinya penyesuaian yang radikal. Meskipun rentang kehidupan manusia secara remi adimuali pada saat kelahiran, namun sesungguhnya kelahiran merupakn suatu gangguan pada pola perkembangan janin yang dimulai pada saat pembuahan. Ini suatu peralihan dari lingkungan dalam (kandungan) ke lingkungan luar. Bagi beberapa bayi penyesuaian mudah dilakuakan, namun bagi bayi lain terasa sulit dan mengalami kegagalan.
b.Masa Kanak-kanak
Adaptasi pada masa kanak-kanak dan remaja belum mendapat perhatian. Oleh karena itu tidak adanya model perkembang tentang koping semas kanak-kanak dan remaja, dan factor factor yang mengarah pada keberhasilan koping dimasa kanak-kanak kurang dimengerti Masa anak adalah masa meniru dan menjelajah serta masa untuk bertanya.
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Psikologi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan psikologi antara lain:
a.       Intelegensi : Intelejensi yang baik akan berkembang lebih cepat dari pada yang terbelakang.
b.      Besarnya jumlah keluarga : Jumlah keluarga akan memperngaruhi perkembangan dari anak.
c.       Status ras dan keturunan : Karakteristik individu sebagai warisan orang tua dan ras dati Timur Tengah lebih cepat berkembang daripada ras Eropa.
d.      Disiplin : Orang tua yang otoriter akan menghambat kebebasan anak dalam berkembang dan berkreasi.



C. Masalah-Masalah Psikologi Pada Anak Yang Sering Terjadi
1.                                             Ledakan Emosi
Pada masa ini, emosi anak sangat kuat, ditandai oleh ledakan emosi berupa:
a.       Amarah
b.      Takut,
c.       Cemburu
d.      Iri Hati/ cemburu,
e.       Sedih
D. Kebutuhan Bimbingan Psikologis
Bimbingan psikologis ini biasanya diberikan kepada anak jika anak tersebut dianggap mengalami gangguan. Namun untuk anak biasanya yang dilakukan adalah memberikan bantuan bagi anak-anak yang mengalami masalah. Jika anak mengalami masalah maka yang diberikan pengertian adalah orangtua berupa konseling.
Pada anak yang lebih besar / remaja (pubertas) bimbingan psikologis dapat diberikan secara langsung / individu bila dia datang kepada kita untuk mendapatkan konseling. Namun yang sering terjadi dan lebih berhasil yaitu dengan bimbingan kelompok karena kelompok lebih berhasil mendorong untuk mengungkapkan perasaan atau masalahnya.
2.6 Perkembangan Psikologi Pada Anak
A.    PERKEMBANGAN PSIKOLOGI PADA ANAK  PRA SEKOLAH
Masa  prasekolah merupakan fase perkembangan individu pada usia 2-6 tahun, ketika anak mulai memiliki kesadaran tentang dirinya sebagai pria atau wanita, dapat mengatur diri dalam buang air besar (toilet training) dan mengenal beberapa hal yang dianggap berbahaya (mencelakakan dirinya).
Perkembangan fisik merupakan dasar bagi perkembangan berikutnya. Dengan meningkatnya pertumbuhan tubuh (berat, tinggi dan kekuatannya) memungkin anak untuk lebih mengembangkan ketrampilan fisiknya dan mengeksplorasi lingkungannya atau tanpa bantuan orang tuanya. Sistem syaraf pusat memberikan kesiapan pada anak dapat lebih meningkatkan pemahaman dan penguasaan terhadap tubuhnya.        
B. PERKEMBANGAN  PADA MASA USIA SEKOLAH
     a.    Perkembangan Intelektual
b.   Perkembangan Bahasa
     c.    Perkembangan Sosial
     d.   Perkembangan Emosi
     e.    Perkembangan Moral
     f.    Perkembangan Penghayatan Keagamaan
     g.   Perkembangan Motorik
C. PERKEMBANGAN PSIKOLOGI PADA MASA PUBERTAS
           Masa pubertas merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu dan merupakan transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa Pada masa ini dianggap sebagai “masa topan badai dan stress” karena mereka memiliki keinginan untuk bebas menentukan nasib diri sendiri.
2.7 WANITA SEBAGAI GADIS REMAJA
A.  Anak Gadis pada masa pubertas
1.    Day Dreaming/Mimpi Basah
Istilah mimpi basah,atau datang bulan,sama2 menandakan kematangan seorang remaja. Mimpi basah akan terjadi pada laki-laki berusia 9-14 tahun,umumnya terjadi secara periodic berkisar sekitar 2-3 minggu sekali.mimpi basah merupakan pengeluaran cairan sperma yang terjadi secara alamia. Sperma ini di produksi oleh testis,yang merupakn sala satu organ reproduksi laki2,ketika alat reproduksi ini mulai berfungsi maka testisnya mulai berproduksi.
2.    Rasa Malu Berlebihan
Setiap manusia haruslah memiliki rasa malu,karena rasa malu merupakn
salah satu control dalam kehidupan seseorang,tetapi apabila rasa malu itu berlebihan dan tidak masuk akal maka itu akan menjadi masalah.karena rasa malu berlebihan akan menghambat kehidupan social seseorang yang sekaligus bisa berdampak terhadap kemajuan dan kesuksesan dalam hidup dan kehidupan seseorang. Rasa malu juga merupakan kombinasi dari kegugupan social dan pengkondisian social,rasa malu dan rendah diri memiliki keterkaitan dan apabila di telusuri banyak orang yang merasa malu yang di sebabkan karena dia merasa rendah diri,rasa malu juga dapat di gambarkan semacam perasaan tidak nyaman,sementara orang yang menderita rendah diri apabila orang tersebut kurang berharga di banding dg orang lain.  
3. Antaginisme Sosial
Pada usia remaja 14-15 thn sampai 17-18thn,percepatan pertumbuhan fisik sangat menonjol dan kematangan fungsi layaknya orang dewasa akan timbul. gejolak emosional,sebagai penyertaan perkembangan fisik sering terjadi begitu ekstrim sehingga menyulitkan remaja sendiri maupun lingkungannya.Konflik dengan orang tua,teman sebaya, umumnya akan berkembang yang sering di tandai oleh satu sisi kebutuhan untuk mandiri,sedangkan  di sisi lain ketergantungan baik moril maupun materiil masi sangat besar terutama pada orang tua.dan pada kenyataannya remaja merasa belum yakin akan kebutuhan otonomi sehingga remaja sering di hadapkan pada situasi frustrasi.
4. Antagonisme Sex
Antaginisme sex dapat di artikan sebagai suatu perasaan tidak senanag atau menentang suatu yang berhubungan dengan sex,yang di aplikasikan dalam sikap dan prilaku.seorang yang mengalami hambatan sexual,tidak dapat merasakan ataupun membedakan,antara jender yang ada pada dirinya.
5. Kurang Percaya diri
Kurang percaya diri atau rendah diri adalah perasaan menganggap terlalu rendah pada diri sendiri ,orang yang rendah diri berarti menganggap diri sendiri tidak mempunyai kemampuan berarti.
 Ciri kurang percaya diri:
·         Selalu menyendiri dan menarik diri dari pergaulan (bersifat introfert)
·         Selalu ragu dalam bertindak
·         Tidak dapat bersaing positif,seperti persaingan kepandaian,dan kegiatan lainnya.
6. sikap tidak tenang
Sikap tidak tenang adalah suatu keadaan ketidak seimbangan emosi,yang manifestisinya kepada tingka laku,yaitu gelisah,banyak tingkah,mudah berubah-ubah.kebiasaan remaja ketika mengalami hal ini adalah,tidak bisa duduk atau berdiri dengan tenang dalam waktu yang lama,hal ini di sebabakan oleh tidak adanya control emosi,sehinga fisikpun merasakan agresifitas mentalnya.
7. Merasa Bosan
Merasa bosan adalah perasaan jemu atau mengalami hal-hal yang sama berulang ulang.anak pada saat memasuki puberitas akan merasa jenu dengan rutinitas yang di jalaninya sehari-hari terus menerus dengan kegiatan yang sama.hal ini di sebabkan perubahan fisik dan psikis yang semakin hari semakin berkembang sehinga perubahan fisik yang tidak seimbang mempengaruhi psikis anak tersebut.
8. Keinginan untuk menyendiri
Anak pada masa perkembanganya terkadang membutuhkan space (tempat) untuk menyendiri,tidak berteman dan mengasingkan diri dari kelompoknya ketika dia bermasalah dengan dirinya sendiri atau bermasalah dengan teman sebayanya.anak pada masa puberitas cenderung mengasingkan diri mana kala merasa ada hal yang kurang cocok dengan dirinya atau (minder).
9. Keenganan untuk bekerja
Keseganan untuk bekerja adalah,tidak mau tidak sudi,atau rasa malas untuk melakukan suatu pekerjaan. Ketika masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa remaja,di mana pada masa remaja sudah mulai di beri tanggung jawab untuk bekerja maka situasi seperti ini akan menjadi masalah,karena sebelumnya tiidak terbiasa dengan pekerjaan serius.


2.8 ANAK GADIS PADA MASA ADOLESCENCE
Pada masa adolescence,biasanya akan terjadi perubahan pada diri seorang gadis baik fisik maupun psikis,walaupun akibatnya sementara akan tetapi mempengaruhi perubahan dalam pola prilaku,sikap dan kepribadian.perubahn-perubahn tersebut di antaranya:
1.Cinta Diri
Dua kata yang perlu di jelskan dari kutipan di atas yaitu: cinta dan diri sediri.Cinta bermakna perasaan puas pada diri seseorang,sehinga suatu atau yang di cintai akan mendapat perlakuan yang istimewa dari orang yang di cintainya,mendapat penjagaan,di perlakukan secara istimewa,membayangkan keberadaannya,semua hal yang di lakukan karena cinta adalah demi menjaga keberadaan dan rasa puas yang di miliki terhadap yang di cintai.kalau yang di cintai berupa barang,maka barng tersebut tidak akan pernah di rusakan,cacat atau di rampas orang.Diri sendiri artinya bukan orang lain istilahnya yaitu “AKU”,meliputi tubuh dan batin.jadi mencintai diri sendiri adalah mencintai tubuh dan batin,bagaimana seseorang mencintai didrinya maka ia akan merawat tubuhnya,menjaganya,dan tidak akan membahayakannya.
2. FANTASI SEXUAL
Pada masa ini seseorang mulai merasakan cinta dan kasi saying satu sama lain,mempunyai perhatian yang lebih mengenai siapa dan bagaimana mereka(lawan jenis) di mata orang lain,mereka mulai merasakan ketertarikan secara sexual antara satu dengan yang lain.sehinga timbul yang di namakan rasa suka,ingin memiliki dan saling memuji.bagi remaja yang pola perkembanganya normal dalam arti dia menyadari setiap tahap perkembangan,maka tidak adanya hambatan dalam dirimya untuk melewati fase ini,akan tetapi apabila ada remaja yang memang tidak melewati fase ini maka akan terjadi keterbelakangan daya tarik atau ketertarikan dengan lawan jenis pada masanya.
3. MULTIPLE PERSONALITY
Kepribadian ganda (tidak hanya 2 kepribadian, bisa lebih dari 2) atau multiple personality.secara mudahnya bisa di katankan 2 atau lebih jiwa yang  menghuni badan dan raga seseorang.ini merupan sala satu bentuk kelainan jiwa,dalam pengertian umum kelainan jiwa tidak sama dengan sakit jiwa.sakit jiwa konotasinya seseorang yang kehilangan realitas hidupnya,tertawa
sendiri,menagis,berhalusinasi.sedangkan kelainan jiwa lebih halus dari sakit jiwa,kelainan jiwa masi dalam tahap normal,tidak mengganggu dan biasanya tidak teridentifikasi bila tidak mengunakan alat tes psikologi.,contoh:rasa takut berlenihan,takut gelap,takut keramaian,takut laba-laba (secara berlebihan).kelainan jiwa ini bisa bersifat keturunan atau juga pengaruh lingkungan biasanya karena obsesi yang mendalam atau tekanan jiwa/batin yang keras dan lama.penyebab terjadinya gangguan kepribadian majemuk di akibatkan oleh penyiksaan fisik yang di lakukan oleh ibu atau bapaknya sendiri.akan terjadi pribadi dominan bisa menyadari pribadi-pribadi lainya namun pribadi asli kadang tidak menyadarinya sama sekali.
4. PSEDOAFEKTIVITAT
Menurut  Dr.helena deutsh bahwa relasi emosional,dari identifikasi total,di sebutPSEDOAFEKTIVITAT,yang dapat menimbulkan gejala-gejala neorologis dan patologis.ada juga gadis-gadis adoleseanse yang berbakat intelektual tinggi yang tidak mampu mengendalikan macam-macam identifikasi,dan tidak mampu membatasi wilayah identifikasinya ia sangat mudah terpengaruh oleh sugesti dari luar,sehinga ia sulit mendapatkan keseimbangan batin.
Peristiwa ini memberikan efek yang destruktif merusak pada diri sendiri dan lingkunganya.
2.9 WANITA DEWASA
1. MASA KEHAMILAN
A.    Teori Reva Rubin
Menekan pada pencapaian peran sebagai ibu, untuk mencapai peran ini seorang wanita memerlukan proses belajar melalui serangkaian aktivitas atau latihan. Dengan demikian, seorang wanita terutama calon ibu dapat mempelajari peran yang akan di alaminya kelak sehingga ia mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi khususnya perubahan psikologis dalam kehamilan dan setelah persalinan.
B.     Teori Ramona T Marcer
Teori ini lebih menekan pada stress antepartum (sebelum melahirkan) dalam pencapaiaan peran ibu, marcer membagi teorinya menjadi dua pokok bahasan:
1.      Efek stress Anterpartum
2.      Pencapaian peran ibu
2. MASA PERSALINAN
A.  Adat Kebiasaan Melahirkan
Peristiwa kelahiran itu bukan hanya merupakan proses  yang fisiologis belaka, akan tetapi banyak pula diwarnai komponen-komponen psikologis. Jika seandainya kelahiran itu  cuma fisiologis saja sifatnya, dan kondisi organisnya juga normal, maka pasti proses berlangsungnya akan sama saja di mana-mana dan pada setiap wanita, serta tidak akan mempunyai banyak variasi. Sedang pada kenyataannya, aktivitas melahirkan bayi ini cukup bervariasi. Dari yang amat mudah dan lancar sampai pada yang sangat sukar, baik itu normal maupun abnormal dengan operasi SC dan lain-lain.
B. Emosi Pada Saat Hamil dan Proses Melahirkan
Perubahan emosional terjadi selama kehamilan. Hormon dapat mempengaruhi suasana hati dan karena kadarnya yang naik turun maka demikian juga suasana hati anda. Oleh karena itu adalah hal yang normal bila anda merasa sedih, menangis, panik, sedikit tidak yakin atau merasa senang luar biasa. 
Perubahan ini harus dihadapi sekalipun agak membingungkan untuk sementara waktu. Akan tetapi, apabila anda pernah mengalami depresi atau merasa sedih atau marah lebih dari 3 minggu, temuilah dokter pribadi anda.
Dengan hadirnya janin di dalam rahim, maka hal itu akan mempengaruhi emosi si ibu. Apabila pengaruh emosi ibu tidak didukung oleh lingkungan keluarga yang harmonis ataupun lingkungan tempat tinggal yang kondusif, maka hal ini akan mengakibatkan stres pada ibu hamil. Demikian diungkapkan Eko Handayani MPsi dari bagian psikologi klinis anak Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

C. Factor Somatic dan Psikis Yang Mempengaruhi Kelahiran
faktor-faktor yang berpengaruh dalam kehamilan terus menerus saling mempengaruhi, yaitu :
1.Faktor-faktor somatik (somatogenik)
2.Faktor-faktor psikologik ( psikogenik) :
D. Kegelisahan Dan Ketakutan Menjelang Kelahiran
Menjelang kelahiran bayi, ibu sering kali merasa gelisah dan takut terhadap proses persalinan yang akan dihadapinya.
1. Perasaan takut mati
Kendati kelahiran merupakan proses alami, selalu saja ada kemungkinan ibu akan mengalami berbagai gangguan, misalnya perdarahan atau kesakitan yang hebat.
2. Trauma kelahiran
Trauma ini dapat dialami oleh ibu dan bayi .
·         pada bayi, akan muncul perasaan takut karena harus terpisah dari rahim ibunya.
·         Pada ibu, akan muncul ketakutan terhadap trauma genital, takut tidak mampu menjaga keselamatan bayinya, atau tidak mampu untuk merawat bayinya.
E. Wanita Hipermaskulin Menghadapi Proses Kelahiran
Wanita hipermaskulin memiliki sifat yang aktif dan kejantanan. Pada wanita ini,sejak awal kehamilan dihadapkan pada perasaan enggan untuk melahirkan tetapi dia ingin memiliki anak. Dia menganggap anak dapat menghambat pekerjaan dan kariernya. Kehidupan emosional pada wanita hipermaskulin selalu diikuti perasaan bahwa dia sangat berharap dan mendambakan anak tetapi ada konflik batin bahwa dia juga tidak suka mendapatkan keturunan akibatnya dapat timbul ketidakpercayaan diri pada wanita tersebut, bahkan dapat mengalami gangguan saraf seperti sakit kepala hebat pada satu sisi saja atau migraine.


F. Wanita Total Pasif Mengahdapi Proses Kelahiran
Wanita total pasif adalah kebalikan dari hiperaktif, dia tidak terlalu peduli dan mempunyai sifat pasif yang sangat ekstrim. Pada saat kehamilan, wanita ini bahan tidak menyadari apa yang dia alami. Dia merasa tidak bertanggungjawab pada keadaan dirinya dan apapun yang terjadi pada dirinya. Dia hanya merasa di dalam perutnya kebetulan ada janin dan kabetulan perutnya yang ditempati janin itu untuk akhirnya nanti dilahirkan. Dia menganggap bahwa dia tidak bertaggung jawab atas semua ini karena yang harus bertanggung jawab untuk proses kelahiran nanti adalah para dokter atau tenaga kesehatan yang menolongnya. 
3. MASA NIFAS
Masa nifas adalah masa 2 jam setelah placenta lahir sampai dengan 6 minggu. Jadi perubahan psikologi masa nifas adalah proses perubahan secara psikologi atau jiwa seorang ibu setelah melahirkan. Akan tetapi, proses adaptasi psikologi sudah terjadi selama kehamilan, menjelang proses kelahiran maupun setelah persalinan. Pada periode tersebut, kecemasan seorang wanita dapat bertambah. Pengalaman yang unik dialami oleh ibu setelah persalinan. Masa nifas merupakan masa yang rentan dan terbuka untuk bimbingan dan pembelajaran. Perubahan peran seorang ibu memerlukan adaptasi. Tanggung jawab ibu mulai bertambah.
A.  Fase honey moon 
adalah fase setelah anak lahir dimana terjadi intiminasi dan kontak yang lama antara ibu-ayah-anak. Hal tsb dapat dikatakan sbg psikis honey moon, dimana tidak memerlukan hal-hal yang romantis secara biologis. Masing-masing saling memperhatikan anaknya dan menciptakan hal yang baru.Ikatan kasih ( bondingn & attachment ) terjadi pada kala IV, dimana diadakan antara ibu-ayah-anak, dan tetap dalam ikatan kasih.
B.  Fase Taking In
Fase ini merupakan periode ketergantungan, yang berlangsung dari hari pertama sampai hari ke dua setelah melahirkan. Ibu terfokus pada dirinya sendiri, sehingga cenderung pasif terhadap lingkungannya. Ketidaknyamanan yang dialami antara lain rasa mules, nyeri pada luka jahitan, kurang tidur, kelelahan. Hal yang perlu diperhatikan pada fase ini adalah istirahat cukup,komunikasi yang baik dan asupan nutrisi.

C.  Fase Taking Hold

Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawab dalam perawatan bayinya. Perasaan ibu lebih sensitif sehingga mudah tersinggung. Hal yang perlu diperhatikan adalah komunikasi yang baik, dukungandan pemberian penyuluhan/pendidikan kesehatan tentang perawatan diri dan bayinya. Tugasbidan antara lain: mengajarkan cara perawatan bayi, cara menyusui yang benar, cara perawatanluka jahitan, senam nifas, pendidikan kesehatan gizi, istirahat, kebersihan diri dan lain-lain.

D. Fase Letting Go

Fase ini merupakan fase menerima tanggungjawab akan peran barunya. Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai dapat menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Terjadi peningkatan akan perawatan diri dan bayinya. Ibu merasa percaya diri akan peran barunya, lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan dirinya dan bayinya. Dukungan suami dan keluarga dapat membantu merawat bayi. Kebutuhan akan istirahat masih diperlukan ibu untuk menjaga kondisi fisiknya.
E. PENGERTIAN BOUNDING ATTACHMENT
1.      Klause dan Kennel (1983): interaksi orang tua dan bayi secara nyata, baik fisik, emosi, maupun sensori pada beberapa menit dan jam pertama segera bayi setelah lahir.
2.      Nelson (1986), bounding: dimulainya interaksi emosi sensorik fisik antara orang tua dan bayi segera setelah lahir, attachment: ikatan yang terjalin antara individu yang meliputi pencurahan perhatian; yaitu hubungan emosi dan fisik yang akrab.
3.      Saxton dan Pelikan (1996), bounding: adalah suatu langkah untuk mengunkapkan perasaan afeksi (kasih sayang) oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir; attachment: adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.
4.      Bennet dan Brown (1999), bounding: terjadinya hubungan antara orang tua dan bayi sejak awal kehidupan, attachment: pencurahan kasih sayang di antara individu.
5.      Brozeton (dalam Bobak, 1995): permulaan saling mengikat antara orang-orang seperti antara orang tua dan anak pada pertemuan pertama.
3.0 WANITA SEBAGAI IBU
1.      Fungsi keibuan
  Memenuhi kebutuhan fisiologi dan psikis
  Peran dalam merawat dan mengurus keluarga
  Peran ibu sebagai pendidik
  Peran ibu sebagai contoh dan teladan
  Peran ibu sebagai manager
  Ibu memberi rangsangan dan pelajaran
  Peran ibu sebagai istri
2.Sifat keibuan
Merupakan sifat yang lazim dimiliki wanita, sifat tersebut mendorong seorang wanita untuk bersikap lemah lembut, penuh kasih sayang dan ketulusan, tetapi dari kesemuanya itu tidak menutup kemungkinan seorang wanita atau ibu tidak memiliki sifat keibuan.
Sifat-sifat keibuan secara garis besar digolongkan dalam 2 ide:
 Kualitas tertentu dari karakter dan kepribadian wanita yang bersangkutan
 Gejala emosional pada wanita tersebut, yang bersumber pada ketidakberdayaan
bayi dan anak, sebab bayi atau anak selalu bergantung dan membutuhkan pertolongan serta pemeliharaan, terutama dari ibunya.
3.Relasi ibu dan anak
Sifat keibuan bersangkutan dengan relasi ibu dengan anak sebagai kesatuan fisiologi, psikis dan sosial.
Relasi dimulai sejak kehamilan sampai proses perawatan dan proses membesarkan anak relasi bisa terjalin dengan baik apabila adanya pengertian dan pemahaman ibu terhadap sikap yang dimiliki anaknya serta terjalin komunikasi antara ibu dan anak.
4.  Ibu tiri dan ibu angkat
Ø Ibu tiri
Anak-anak yang ditinggal pergi oleh ibunya atau ibunya meninggal dunia. Kemudian, kedudukan ibu yang melahirkan anak tersebut ditempati oleh wanita lain seiring pernikahan ayahnya.
 Wanita pengganti memiliki otoritas penuh dalam menjalankan semua hak dan kewajiban sebagaimana ibu kandung
Ø Ibu angkat 
seorang wanita yang mengadopsi anak (mengambil anak) baik satu atau lebih dikenal atau tidak orangtua anak tersebut karena didasari oleh keinginan memiliki anak. secara umum keinginan untuk menjadi ibu tidak terkabul karena mandul dan tidak bisa melahirkan seorang bayi.
Terdapat 2 faktor pada wanita untuk memehami ibu angkat :
1.Kapasitas-kapasitas keibuan atau maternal wanita ini dalam relasinya dengan anak angkatnya
2. Motivasi-motivasi tertentu yang mendorong wanita tersebut mengangkat seorang bayi atau anak seorang wanita lain baik sebelumnya dikenal atau tidak
3.1 Wanita sebagaia lansia
A.  Periode Menopause/ Klimakterium
Sehubungan dengan faktor usia, kapasitas untuk reproduksi yang berlangsung selama menstruasi atau haid pertama itu masih terus berlangsung selama menstruasi atau haid pertama itu masih terus berlangsung secara teratur. Dengan berhentinya fungsi ini akan berkahir pula fungsi pelayanan, pengabdian, dan pengekalan species manusia. Sebab dengan berakhirnya haid, proses ovulasi atau pembuahan sel telur juga jadi terhenti oleh karenanya. Lalu segenap aparat kelenjar mengalami hambatan dan pengurangan aktivitasnya. Ditambah lagi, organ kelamin turut mengalami proses atrofi, yaitu menjadi lisut dan mundur fungsinya. Akhirnya, segenap bagian pada tubuh secara lambat laun menampakkan gejala-gejala ketuaan. Fase sedemikian ini pada diri wanita disebut sebagai menopause.
(menopause, men = bulan, pause = pausa, pausis, pauoo= periode atau tanda berhenti, menopause= berhentinya secara definitif menstruasi)
B.  Perilaku yang aneh pada periode kelimakterium
Oleh karena sel-sel indung telur sudah tidak diprodusir lagi, maka semua proses organik untuk pengabdian dan pengawetan spesies manusia menjadi tterhenti pula. Dan berakhirlah keberadaannya (eksistensi dirinya) sebagai pendungkung kehidupan baru. Sampailah wanita itu pada batas akhir yang alamiah yaitu kematian parsiil sebagai pengabdi pada spesiesnya. Sehubungan dengan hal ini, mulailah ia sibuk bergulat melawan proses dekadensi atau kemunduran, melawan usia tua.
Satu tipe wanita-wanita klimakteris ada yang memperlihatkan aktivitas hypomanis semu. Wanita tersebut merasakan seolah-olah vitalitas hidupnya jadi bertambah. Jika ia dahulu menghindari pengalamn-pengalaman yang menggunakan kekerasan atau kesembronoan, maka sekarang ini seakan-akan ia dikejar-kejar oleh nafsu untuk menyerempet-nyerempet bahaya, guna memperkaya pengalaman hidupnya. Ia merasa muda bagaikan gadis remaja dan selalu meyakinkan diri sendiri bahwa ia berambisi atau mampu memulai kehidupannya dari awal lagi.
C.  .Kondisi Psikis Wanita Setengah Baya
Relasi persahabatan wanita-wanita klimakteris ini sering kali juga mengalami perubahan. Persahabatan yang dahulunya bersifat loyal dan harmonis, menjadi retak berantakan oleh rasa iri hati, keemasan ketakutan, serta panik tanpa sebab-sebab yang jelas. Wanita- wanita ini jadi cerewet, menjadi sangat gila, suka mencari setori, dan mengguagah pertengkaran dimana-mana. Relasi sosialnya menjadi patologis sifatnya. Ada kalanya terjadi ledakan-ledakan emosional yang paranoid, sebagai produk dari semakin intensifnya konflik-konflik batin/ psikis pada periode klimaktteris.



D.  Masa Nenek-nenek
Dengan berhentinya fungsi reprduksi pada seorang wanita itu bukan berarti keberhentian hidupnya. Jika fungsi keibuan untuk melayani dan mengabdi pada species manusia itu sudah berhenti. Wanita tersebut masih bisa melanjutkan fungsi keibuannya dengan jalan mencari pengalaman-pengalaman individual yang baru. Pada masa ini wanita cenderung masuk ke masa tua. Serta mengalami perubahan-perubahan fisik pada usia tua dan mempengaruhi psikologis mereka.
3.2 GANGGUAN PSIKOLOGIS PADA MASA RPRODUKSI
      A.    MENSTRUASI
Menstruasi adalah perdarahan dari uterus karena perubahan hormonal yang teratur atau berdaur teratur, kira-kira empat minggu sekali (kamus istilah kebidanan, hal 116) .
a.      Kompleks kastrasi
Kompleks kastrasi atau trauma genitalia yaitu reaksi psikis tertentu pada saat haid pertama. Dalam psikoanalisa, trauma genitalia adalah shock emosional (Dr. Helena Deutsch).
Pada beberapa peristiwa kompleks kastrasi ini muncul gambaran-gambaran fantasi yang aneh-aneh yang dibarengi kecemasan dan ketakutan yang tidak riil disertai perasaan bersalah dan berdosa yang semuanya berkaitan dengan masalah perdarahan pada kelamin dan proses haidnya. Menstruasi itu juga dianggap sebagai kotoran dan hal-hal yang haram dan dipautkan dengan dosa dan hal-hal yang menjijikkan.
b. Teori cloaca
Teori “cloaca” adalah teori yang beranggapan bahwa saluran buang atau membuang kotoran merupakan tempat bermuaranya saluran kencing dan usus, yang menyatakan segala sesuatu yang keluar dari rongga tubuh itu adalah kotor, najis, menjijikkan, dan merupakan tanda noda dan tidak suci.

c.Phobia
Phobia adalah ketakutan yang tidak beralasan atau tidak riil, fobia digambarkan dengan kecemasan atau ketakutan terhadap menstruasi secara terus menerus serta berlebihan yang tidak segera diatasi. Gejala ini merupakan sifat kemunculan yang mengarah ke tingkah laku patologis. Phobia pertama kali digunakan sebagai istilah kedokteran Celcus, seorang bangsa Romawi pencipta ensiklopedi
d.Hypochondria
Hypochondria adalah rasa batin/hati yang sangat tertekan dan kemurungan yang bersifat patologis, kadang-kadang dibarengi dengan ketakutan-ketakutan yang tidak beralasan terhadap kesehatannya dan diikuti fantasi-fantasi sakit mengenai kegagalan diri.
e.Paranoid
Paranoid adalah reaksi-reaksi kegilaan, bayangan-bayangan dan pikiran-pikiran kegilaan dan yang bukan-bukan.
f.Psychogene amenorrhea
Psychogene amenorrhe adalah tertundanya atau terhentinya haid yang bersifat patologis karena gangguan psikis.
B.PERKAWINAN
Perkawinan adalah suatu penyatuan jiwa dan raga dua manusia berlawanan jenis dalam suatu ikatan yang suci dan mulia di bawah lindungan hukum dan Tuhan Yang Maha Esa.
a. Perkawinan periodik (term marriage)
Term marriage atau perkawinan periodik adalah sebuah bentuk perkawinan dengan merencanakan suatu kontrak tahap pertama selama 3-5 tahun sedang tahap kedua ditempuh dalam jangka 10 tahun, perpanjangan dari kontrak ini bisa dilakukan untuk mencapai tahap ketiga yang memberikan hak pada kedua pasangan untuk saling memiliki secara permanen, memberikan hak kepada partner.


b. Perkawinan persekutuan (companionate marriage)
Companionate marriage adalah perkawinan yang dilakukan dengan tidak menganjurkan adanya anak dalam sebuah hubungan tersebut dengan cara melakukan keluarga berencana (KB) untuk pengendalian kelahiran atas dasar persetuan bersama.
c. Poligami/poliandri (perkawinan beristri/bersuami banyak)
Poligami merupakan praktik pernikahan kepada lebih dari satu suami atau istri (sesuai dengan jenis kelamin orang bersangkutan).
Dampak psikologis: perasaan inferior istri dan menyalahkan diri karena merasa tindakan suaminya berpoligami adalah akibat dari ketidakmampuan dirinya memenuhi kebutuhan biologis suaminya.
Pola ini dipopulerkan kembali sejak perang dunia I dan II. Pola ini dianjurkan karena mengingat banyaknya perawan-perawan tua dan janda-janda muda yang diakibatkan oleh kedua peperangan tersebut.
d. Perkawinan eugenis (perkawinan untuk memperbaiki/memuliakan ras)
Perkawinan eugenis adalah perkawinan yang dilakukan untuk memperbaiki keturunan  untuk memperbaiki atau memuliakan ras.
Sejarah perkawinan ini terjadi pada saat perang dunia II berkecamuk, Hittler mengkomandokan sebagian pasukannya untuk menjarah dan menculik banyak gadis-gadis cantik dari berbagai negeri bahkan dari negara lain yang diduduki Jerman untuk di”ternakkan” dari kamp-kamp khusus. Dengan kekerasan mereka digauli laki-laki Jerman pilihan dengan tujuan suatu periode wanita-wanita tadi melahirkan suatu generasi muda yang unggul (berdarah Aria murni), baik cantik maupun inteligen yang tinggi. Tapi pola ini sangat dikecam oleh seluruh peradaban manusia di dunia.
C.KEHAMILAN
1.Gangguan psiklogis pada masa kehamilan ditinjau dari faktor penyabab:
a.      Kemandulan
Penyebab kemandulan :
1)  faktor-faktor organik/fisiologi yang menjadi sebab utama termasuk dalamnya yaitu ketidakmampuan suami atau istri untuk memproduksi sperma dan ovum dengan baik
2)  ketidakseimbangan jiwa dan kecemasan/ketakutan yang berlebihan (emotional stress) dapat pula menurunkan derajat kesuburan wanita atau suaminya.
3)   Abnormalitas psikogenis sewaktu bersenggama, jadi terganggu aktivitas seksual, misal : ketakutan atau kecemasan dan perasaan berdosa atau bersalah.
b.Hamil di luar nikah
Hamil di luar nikah adalah keadaan dimana seorang wanita yang hamil tanpa adanya ikutan suami istri dengan seorang laki-laki. Penyebabnya adalah yaitu keadaan emosional yang belum matang untuk mengambil solusi disetiap masalah yang dihadapi dan melampiaskannya dalam sebuah kegiatan yang negative contohnya anak yang kurang kasih sayang, sehingga akan mencari kasih sayang lain di luar rumah.
c.Pseudosiesis (kehamilan palsu)
Pseudosiesis adalah kehamilan imaginer atau kehamilan palsu, secara psikis lebih berat gangguannya dari pada peristiwa abortus. Pseudosiesis adalah wanita yang tidak hamil tapi merasa bahwa dirinya hamil diikuti dengan munculnya gejala dan tanda (dugaan) kehamilan.
d.Keguguran
Reaksi wanita terhadap keguguran kandungannya itu sangat bergantung pada konstitusi psikisnya sendiri. Maka tidak bisa dipungkiri, bahwa janin atau bayi yang dikandungnya itu dirasakan sebagai bagian dari jasmani dan rohaninya sendiri.
Beberapa penyebab keguguran menurut pendapat psikiater:
1)      Adanya penolakan dari ayah bayi
2)      Adanya penolakan dari ibu bayi
3)      Ketakutan untuk menjadi ibu
4)      Kecemasan yang disebabkan dari stress pekerjaan atau perselisihan dengan suami maupun dengan anggota keluarga yang lain.
e. Hamil yang tidak dikehendak.
Beberapa wanita reaksi psikologi atau emosional pertama-tama terhadap kehamilan dan pemikiran akan segala akibatnya dalam masa depan menimbulkan efek dan reaksi berupa kecemasan, kemarahan, ketakutan dan kepanikan. Dengan pikiran wanita-wanita itu kelanjutan kehamilan ancaman yang menakutkan dan berbahaya bagi diri dan kehidupannya.
f.Hamil dengan janin mati
Hamil dengan janin mati adalah kematian janin dalam kandungan yang mengakibat trauma emosional yaitu antara kematian janin dan persalinan yang cukup lama.
g.Hamil dengan ketergantungan obat
Ketergantungan obat adalah suatu keadaan kebutuhan fisik atau mental ( psikologis) atau kedua-duanya yang terjadi sebagai akibat pemakaian obat secara terus menerus atau secara periodik.
D. PERSALINAN
1.    GELISAH DAN TAKUT MENGHADAPI PERSALINAN
Saat menghadapi persalinan, terutama untuk wanita yang baru akan memiliki anak pertama merupakan suatu pengalaman baru dan merupakan masa-masa yang sulit bagi seorang wanita. Tidak mengherankan, calon ibu yang akan melahirkan pertama kali diselimuti perasaan takut, panik, dan gugup. Kecemasan yang terjadi pada wanita yang akan memiliki bayi, umumnya disebabkan karena mereka harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan fisik dan psikologis bayi yang banyak menyita waktu, emosi dan energi, sementara itu seorang wanita tetap dibebani untuk mengurus kebutuhan rumah tangga. Pada saat cemas individu akan sangat sulit untuk menyesuaikan diri baik dengan dirinya sendiri, orang lain, maupun lingkungan. Menjelang persalinan, banyak hal mengkhawatirkan muncul dalam pikiran ibu. Takut bayi cacat, takut harus operasi, takut persalinannya lama, dan sebagainya.

2.    Gangguan Bounding Attachment
Respon ayah dan keluarga
Ayah mungkin menjadi anggota keluarga yang terlupakan, terutama bila hal ini merupakan anak yang pertama. Sebelum bayi tiba di rumah, ia merupakan bagian terbesar dari keluarganya yang terdiri dari dua orang. Aktivitas siang hari dimana mudah disesuaikan dengan pasangannya malam hari tanpa gangguan. Kini rumah menjadi tidak terkendali, makan menjadi tidak terjadwal, tidur mengalami gangguan dan hubungan seksual untuk sementara ditangguhkan. Ayah harus dilibatkan dalam perawatan anak dan pemeliharaan aktivitas rumah. Dengan berbagai tanggung jawab seperti ini, mereka menjadi bagian dari pengalaman mengasuh anak. Sebagai akibat, pasangan menjadi lebih dekat.
E. Masa menopause
1. Depresi Menstrual
Adalah keadaan yang pernah timbul pada masa adolesens yang kemudian hilang dengan sedirinya selama periode reproduktif (menjadi ibu) dan timbul lagi pada usia klimakteris. Pada saat ini sekalipun wanita tersebut tidak haid lagi, namun rasa depresif itu selalu saja timbul dengan interval waktu tidak tetap. Dan selalu tiba bersamaan dengan datangnya siklus haid.
2. Masturbasi Klitoris
Banyak wanita yang dahulu selama masa produktif menjadi dingin-beku secara seksual, pada masa klimakteris ini tiba-tiba saja seksualitasnya menjadi hangat mebara lagi, dan ia menjadi sensitive sekali. Akan tetapi, ada juga wanita-wanita yang selama periode produktifnya memiliki seksualitas yang normal, justru pada usia klimakteris ini mereka menjadi beku dingin secara seksual.
3. Ide Delerius
Adalah ide yang berisikan kegilaan, nafsu-nafsu petualanganjika pada usia pubertas sudah pernah muncul predisposisi psiko somatis dan gejala psikis histeris, nafsu-nafsu petualangan dan gangguan psikis lain, maka pada usia klimakteris ini predisposisi dan gejala-gejala abnormal tadi akan muncul kembali

4.Aktifitas Hipomanis Semu
Aktifitas hipomanis semu adalah gangguan ini ditandai dengan seolah – olah wanita ini merasakan vitalitas hidupnya jadi bertambah. Ia merasa muda bagaikan gadis remaja dan selalu meyakinkan diri sendiri bahwa ia berambisi atau mampu memulai kehidupannya dari awal lagi. Wanita ini merasakan seolah-olah vitalitas kehidupannya jadi bertambah.
5. Insomnia
Insomnia adalah kesukaran dalam memulai atau mempertahankan tidur. Sejumlah faktor dikombinasikan dalam menopause mengganggu tidur.
Pendekatan komunikasi terapeutik konseling
Menstruasi pada awalnya terjadi secara tidak teratur sampai mencapai umur 18 tahun setelah itu sudah teratur. Peristiwa ini menguntungkan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanda sex skunder wanita. Tanda sex sekunder pada wanita tersebut melipuyi pertumbuhan rambut dengan patrun / pola tertentu pada ketiak, rambut mons veneris ( rambut kemaluan ), pertumbuhan dan perkembangan buah dada, pertumbuhan dan distribusi jaringan lemak terutama pada pinggul wanita. Dari sudut perasaan individu kewanitaan sudah memperhatikan jasmani serta kecantikan, mulai ingin dipuja dan mulai memuja seorang karena jatuh cinta. Masa pancaroba ini yang memerlukan perhatian orang tua karena sejak masa menstruasi pertama berarti ada kemungkinan menjadi hamil bila berhubungan sex dengan lawan jenisnya.
Menstruasi biasanya dimulai pada usia 11-14 tahun. Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim ( endometrium ) yang disertai dengan perdarahan dan terjadi setiap bulannya. Seorang wanita memiliki 2 ovarium masing – masing menyimpan 200.000 – 400.000 sel telur yang belum matang ( folikel ). Ketika sel telur tersebut sudah matang maka sel tersebut akan dilepaskan dari ovarium dan kemudian berjalan menuju tuba falopii untuk segera dibuahi. Apabila tidak dibuahi , maka lapisan dinding bagian dalam dari rahim yang disiapkan untuk penempelan hasil pembuahan akan terkelupas dan terjadilah pendarahan ( menstruasi ). Menstruasi adalah pertanda mulainya pubertas dan biasanya datang sebulan sekali dengan siklus bervariasi dari 28 – 35 hari.

3.4 Cara Mengatasi Gangguan Psikologi Perkawinan
Konseling Perkawinan
       Menurut Latipun (2001),konseling perkawinan dapat digunakan sebagai suatu pendekatan pemecahan masalah.
sasaran dalam konseling keluarga adalah sebagai berikut:
a.      Pasangan calon pengantin yang memiliki masalah baik secara individu maupun hubungannya dengan calon pasangannya atau pihak ketiga seperti orang tua, saudara dan bias juga karena sebab – sebab lain yang menjadi masalah bagi calon pasangan.
b.     Pasangan suami istri maupun suami atau istri secara individual
Konseling ini biasanya sangat umum mencakup berbagai masalah suami atau istri dan relasi keduanya, keterkaitan dengan yang lebih dapat memicu atau memperparah masalah rumah tangga
c.     Pasangan yang sedang mengalami konflik dalam pernikahannya, terdiri atas pasangan suami dan istri. Biasanya tipe konseling yang digunakan adalah konseling krisis.

3.5 Cara Mengatasi Gangguan Psikologi Yang Berhungan Dengan Kehamilan
a.      Konseling
Berikut beberapa cara yang dapat menyeimbangkan kondisi psikologis saat ibu sedang mengandung:
Ø  Informasi
Carilah informasi seputar kehamilan terutama mengenai perubahan yang terjadi dalam diri ibu termasuk hal-hal yang perlu dihindari saat sedang mengandung agar janin tumbuh sehat.
Ø  Komunikasi dengan suami
Bicarakanlah perubahan yang terjadi pada diri Anda selama hamil dengan sang suami, sehingga ia juga tahu dan dapat memaklumi perubahan yang terjadi pada diri Anda.
Ø  Rajin chek up
Periksakan kehamilan secara teratur. Cari informasi dari dokter atau bidan terpercaya mengenai kehamilan yang sekarang Anda jalani.
Ø  Makan Sehat
Pahami benar pengetahuan mengenai asupan makanan yang sehat bagi perkembangan janin. Hindarilah mengonsumsi bahan yang dapat membahayakan janin, seperti makanan yang mengandung zat-zat aditif, alkohol, rokok, atau obat-obatan yang tidak dianjurkan bagi ibu hamil.
Ø  Jaga Penampilan.
Perhatikanlah penampilan fisik dengan menjaga kebersihan dan berpakaian yang sesuai dengan kondisi badan Anda yang sedang berbadan dua.
Ø  Kurangi Kegiatan .
Lakukanlah penyesuaian kegiatan dengan kondisi fisik saat hamil. Memasuki masa persalinan, Anda dan suami harus sudah siap dengan berbagai perubahan yang akan terjadi setelah kelahiran sang bayi.
Ø  Dengarkan Musik.
Upayakan berbagai cara agar terhindar dari stres. Atasilah kecemasan maupun emosi negatif lainnya dengan mendengarkan musik lembut, belajar memusatkan perhatian, berzikir, yoga atau relaksasi lainnya.
Ø  Senam Hamil.
Bergabunglah dengan kelompok senam hamil sejak usia kandungan menginjak usia 5-6 bulan. Jangan lupa untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan.
Ø  Latihan Pernafasan.
Lakukanlah latihan relaksasi dan latihan pernapasan secara teratur. Latihan ini bermanfaat untuk ketenangan dan kenyamanan sehingga kondisi psikologis bisa lebih stabil.
b.        Kolaborasi psikologi
Kolaborasi adalah hubungan saling berbagi tanggung jawab/ kerja sama, dengan rekan sejawat/ tenaga kesehatan lainnya dalam memberi asuhan pada pasien
Dalam mengatasi berbagai macam gangguan psikologi seorang bidan harus adanya kolaborasi-kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya, baik dengan RS umum, RS jiwa, dan anggota psikolog lainnya. Mengkaji kebutuhan ibu, menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai dengan faktor resiko yang dialami pasien. Mengatasi gangguan psikologi kehamilan dengan psikologi
3.6 Cara Mengatasi Gangguan Psikologis Yang Berhungan Dengan Persalinan
Kegiatan komunikasi terapeutik pada ibu melahirkan merupakan pemberian bantuan pada ibu yang akan melahirkan dengan kegiatan bimbingan proses persalinan.
A. Tujuan Komunikasi terapeutik Pada Ibu Dengan Gangguan Psikologi Saat Persalinan.
1)      Membantu pasien memperjelas serta mengurangi beban perasaan dan pikiran selamam proses persalinan.
2)      Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien.
3)      Membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri untuk kesejahteraan ibu dan proses persalinan agar dapat berjalan dengan semestinya.
B. Pendekatan Komunikasi Terapeutik.
1)      Menjalin hubungan yang mengenakkan (rapport) dengan klien.
Bidan menerima klien apa adanya dan memberikan dorongan verbal yang
 positif.
2)      Kehadiran.
Kehadiran merupakan bentuk tindakan aktif ketrampilan yang meliputi mengayasi semua kekacauan/kebingungan, memberikan perhatian total pada klien. Bila memungkinkan anjurkan pendamping untuk mengambil peran aktif dalam asuhan.
3)      Mendengarkan.
Bidan selalu mendengarkan dan memperhatikan keluhan klien.
4)      Sentuhan dalam pendampinganklien yang bersalin.
Komunikasi non verbal kadang-kadang lebih bernilai dari pada kata-kata. Sentuhan bidan terhadap klien akan memberi rasa nyaman dan dapat membantu relaksasi.
3.7 Cara Mengatasi Gangguan Psikologis Yang Berhubungan Dengan Nifas
a.    Pendekatan dengan komunikasi terapeutik
Tujuan dari komunikasi terapeutik adalah menciptakan hubungan baik antara bidan dengan pasien dalam rangka kesembuhannya dengan cara :
·         Mendorong pasien mampu meredakan segala ketegangan emosi.
·         Dapat memahami dirinya
·         Dapat mendukung tindakan konstruktif.
b.         Peningkatan support mental dukungan keluarga
   Bagi keluarga muda, masa pasca persalinan merupakan ''awal keluarga baru" sehingga keluarga perlu beradaptasi dengan peran barunya. Tanggung jawab keluarga bertambah dengan hadirnya bayi yang baru lahir. Dorongan serta perhatian anggota keluarga merupakan dukungan positif untuk ibu.
3.8 Cara Mengatasi Gangguan Psikologis Yang Berhubungan Dengan Masa Monopause
a.      Konseling
Berikut beberapa cara yang dapat menyeimbangkan kondisi psikologis saat ibu sedang mengandung:
§  Informasi
Carilah informasi seputar kehamilan terutama mengenai perubahan yang terjadi dalam diri ibu termasuk hal-hal yang perlu dihindari saat sedang mengandung agar janin tumbuh sehat. Pengetahuan atau informasi yang tepat akan membuat ibu merasa lebih yakin sekaligus bisa mengurangi rasa cemas yang sering muncul karena ketidaktahuan mengenai perubahan yang terjadi.
§  Komunikasi dengan suami .
Bicarakanlah perubahan yang terjadi pada diri Anda selama hamil dengan sang suami, sehingga ia juga tahu dan dapat memaklumi perubahan yang terjadi pada diri Anda. Tidak jarang jika Anda mengkomunikasikan hal ini, sang suami akan memberikan dukungan psikologis yang dibutuhkan.
§  Rajin chek up .
Periksakan kehamilan secara teratur. Cari informasi dari dokter atau bidan terpercaya mengenai kehamilan yang sekarang Anda jalani. Jangan lupa, ajaklah suami saat berkonsultasi ke dokter atau bidan.
b.        Kolaborasi psikologi
Kolaborasi adalah hubungan saling berbagi tanggung jawab/ kerja sama, dengan rekan sejawat/ tenagga kesehatan lainnya dalam memberi asuhan pada pasien
Dalam mengatasi berbagai macam gangguan psikologi seorang bidan harus adanya kolaborasi-kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya, baik dengan RS umum, RS jiwa, dan anggota psikolog lainnya.








BAB III
PENUTUP

1.    Kesimpulan
Dari berbagai pemikiran yang dianalisis oleh para ahli yang diuraikan didalam makalah ini, kami simpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari semua tingkah laku dan perbuatan individu, dimana individu tersebut tidak dapat dilepaskan dari lingkungannya

2.    Saran
Ilmu psikologi sangat berkaitan dengan interaksi individu dan lingkungan sosialnya. Semoga dengan mengkaji psikologi khususnya pada lini pengertian dan pendapat para ahli tentang psikologi kita dapat memahami pengertian psikologi dan menambah ilmu tentang psikologi. Serta pada akhirnya kita semua dapat menerapkan pengetahuan psikologi tersebut dalam interaksi kita dengan lingkungan










DATAR PUSTAKA
·         Sujanto, Agus,  Psikologi Perkembangan, (Jakarta : Aksara Baru, 1927).
·         Partowisastro, Koestoer, Dinamika Dalam Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Penerbit Erlanga, 2004).
·         Knoers, Monks dkk, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta : Universitas Gajah Mada, 2006).
·         Koswara, Teori-Teori Kepribadian, (Bandung: PT. Eresco, 1991).
·         John W. et al Bery, Psikologi Lintas Budaya: Reset dan Aplikasi, Penerjemahan Edi Suhartono, (PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1999).
·         Sobur, Alex,  Psikologi Umum, (Bandung: CV. Pustaka Setia 2003).
·         Allport, Gordon Personality a Psychological Interpretation, (Constable & Co. Ltd. London, 1971).
·         Purwanto, M. Ngalim Psikologi pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1998).
·         Nature Adler, A. Understanding Human, Terj. Beram Walfe, (New. York: Permabook-Greenberg, 1949).
·         Sheldon, W.H. The Varieties Of Temperament: a Psychology of Constutional Difference, (New York : Harper, 1942).

Other Episodes

0 Comments for "psikologis"

Komentar - Komentar Orang