KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga
saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, dalam kegiatan belajar
mengajar, sehingga mampu mencapai kompetensi yang di harapkan.
Harapan saya semoga makalah ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya
dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih
baik.
Makalah ini saya akui masih banyak
kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu
saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Medan, Januari 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................. i
Daftar Isi...................................................................................................... ii
BAB I
PEDAHULUAN
A.Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah....................................................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN
1. definisi geopolitik.................................................................................... 2
A.pengertian wawasan
nusantara...................................................... 2
B.Isi wawasan nusantara................................................................... 2
2.definisi
geostrategi.................................................................................... 4
A.Ketahanan Nasional....................................................................... 4
B.Asas ketahanan nasional................................................................. 4
C.sifat ketahanan nasional................................................................. 5
D.kedudukan dan fungsi ketahanan
nasional.................................... 5
E.ketahanan nasional dan konsepsi
ketahanan nasional..................... 6
3. Konsep
Wawasan Benua, Bahari dan Dirgantara
Wawasan Benua (Konsep kekuatan
Darat) ............................................ 7
4. Wawasan Bahari ( Konsep Kekuatan Laut )............................................ 10
5.Wawasan Dirgantara ( Konsep Kekuasaan Udara ).................................. 15
6. Posisi Strategis Geografis dan Geopolitik
Indonesia............................... 16
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN....................................................................................... 17
B.SARAN DAN KERITIKAN.................................................................. 17
DAFTAR ISI.............................................................................................. 18
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Bangsa Indonesia sebagai negara
kepulauan dengan masyarakatnya yang berbinneka, negara Indonesia
memiliki unsur-unsur kekuatan. Adapun unsur kekuatan itu
terletak pada posisi dan keadaan geografi yang strategis dan kaya
sumber daya alam. Serta bangsa Indonesia mempunyai kepentingan nasional
yang mendasar yaitu upaya menjamin persatuan dan kesatuan wilayah, bangsa
dan segenap aspek kehidupan nasionalnya. Karena dengan upaya inilah
bangsa Indonesia dapat tetap eksis dan dapat melanjutkan
perjuangan menuju masyarakat yang dicita-citakan.
B.
Rumusan
Masalah
Atas dasar penentuan latar belakang
masalah diatas maka kami dapat mengambil perumusan masalah sebagai berikut:
“Bagaimana kita mengetahui keadaan
geografi bangsa Indonesia serta bagaimana cara bangsa Indonesia
mempertahankan keutuhan bangsa serta wilayahnya.”
C.Tujuan Masalah
Makalah ini ditulis untuk
mengetahui makna dari Geopolitik dan Geostrategi dalam sistem kebangsaan
Indonesia, dengan tujuan:
a. Mengetahui
pengertian Geopolitik dan Geostrategi
b. Mengetahui kepentingan
Geopolitik dan Geostrategi terhadap bangsa Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
1. DEFINISI GEOPOLITIK.
Geopolitik adalah system politik atau
peraturan-peraturan dalam wujud kebijaksanaan dan strategi nasional yang
didorong oleh aspirasi nasional geografik (kepentingan yang titik beratnya
terletak pada pertimbangan geografi, wilayah atau territorial dalam arti luas)
suatu Negara yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung
kepada system politik suatu Negara.
Kata geopolitik ini dibuat oleh Rudolf Kjellén, seorang ilmuwan politik Swedia, pada awal abad ke-20. Kjellén telah diilhami oleh geografer Jerman, Friedrich Ratzel, yang menerbitkan bukunya, Politische Geographie (geografis politik) dalam tahun 1897. Buku itu dipopulerkan dalam bahasa Inggris oleh diplomat Amerika, Robert Strausz-Hupé, seorang anggota fakultas Universitas Pennsylvania.
Kata geopolitik ini dibuat oleh Rudolf Kjellén, seorang ilmuwan politik Swedia, pada awal abad ke-20. Kjellén telah diilhami oleh geografer Jerman, Friedrich Ratzel, yang menerbitkan bukunya, Politische Geographie (geografis politik) dalam tahun 1897. Buku itu dipopulerkan dalam bahasa Inggris oleh diplomat Amerika, Robert Strausz-Hupé, seorang anggota fakultas Universitas Pennsylvania.
A. PENGERTIAN
WAWASAN NUSANTARA.
Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
B. ISI WAWASAN NUSANTARA :
B. ISI WAWASAN NUSANTARA :
1. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu
Kesatuan Politik, dalam arti :
- Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup, dan kesatuan matra seluruh bangsa serta menjadi modal dan milik bersama bangsa.
- Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara dalam berbagai bahasa daerah serta memeluk dan meyakini berbagai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat dalam arti yang seluas-luasnya.
- Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa, dan setanah air, serta mempunyai tekad dalam mencapai cita-cita bangsa.
- Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan negara yang melandasi, membimbing, dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya.
- Bahwa kehidupan politik di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu kesatuan politik yang diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
2. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan Ekonomi, dalam arti :
a)
Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial maupun
efektif adalah modal dan milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup
sehari-hari harus tersedia merata di seluruh wilayah tanah air.
b)
Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang
di seluruh daerah, tanpa meninggalkan ciri khas yang dimiliki oleh daerah dalam
pengembangan kehidupan ekonominya.
c)
Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah Nusantara
merupakan satu kesatuan ekonomi yang diselenggarakan sebagai usaha bersama atas
asas kekeluargaan dan ditujukan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat.
3. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu
Kesatuan Sosial dan Budaya, dalam arti :
a)
Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan
bangsa harus merupakan kehidupan bangsa yang serasi dengan terdapatnya tingkat
kemajuan masyarakat yang sama, merata dan seimbang, serta adanya keselarasan
kehidupan yang sesuai dengan tingkat kemajuan bangsa.
b)
Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu,
sedangkan corak ragam budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya bangsa yang
menjadi modal dan landasan pengembangan budaya bangsa seluruhnya, dengan tidak
menolak nilai – nilai budaya lain yang tidak bertentangan dengan nilai budaya
bangsa, yang hasil-hasilnya dapat dinikmati oleh bangsa.
2. DEFINISI GEOSTRATEGI.
Definisi
geostrategi. Geostrategi adalah perumusan strategi nasional dengan
memperhitungkan kondisi dan konstelasi geografi sebagai factor utamanya.
Disamping itu dalam merumuskan strategi perlu memperhatikan kondisi social,
budaya, penduduk, sumber daya alam, lingkungan regional maupun internasional.
Geostrategi juga merupakan cabang
dari geopolitik yang berurusan dengan strategi. Definisi geostrategi.
Geostrategi adalah perumusan strategi nasional dengan memperhitungkan kondisi
dan konstelasi geografi sebagai factor utamanya. Disamping itu dalam merumuskan
strategi perlu memperhatikan kondisi social, budaya, penduduk, sumber daya
alam, lingkungan regional maupun internasional.
Geostrategi juga merupakan cabang
dari geopolitik yang berurusan dengan strategi.
A.
KETAHANAN
NASIONAL.
Ketahanan
nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa, meliputi seluruh aspek
kehidupannasional yang terintegrasi, berisi keuletan, dan ketangguhan serta
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala
tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan dari luar maupun dari dalam,
langsung maupun tidak langsung membahayakan integrasi, identitas, kelangsungan
hidupbangsa dan negara , serta perjuangan mengejar tujuan nasionalnya.
B.
ASAS
KETAHANAN NASIONAL
Asas Ketahanan Indonesia
adalah taat laku berdasarkan nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, dan Wawasan
Nusantara, yang terdiri dari :
1. Asas Kesejahteraan dan
Keamanan.
2. Asas
Komprehensif Integral atau Menyeluruh
Terpadu.
3. Asas
Mawas ke Dalam da Mawas ke Luar.
4. Asas
Kekeluargaan.
C.
SIFAT
KETAHANAN NASIONAL
Sifat Ketahanan Nasional
Indonesia
1. Mandiri.
2. Dinamis.
3. Wibawa.
4. Konsultasi dan Kerjasama
D.
KEDUDUKAN
DAN FUNGSI KETAHANAN NASIONAL
Kedudukan
dan fungsi ketahanan nasional dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Kedudukan
:
ketahanan nasional merupakan
suatu ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh bangsa Indonesia serta
merupakan cara terbaik yang perlu di implementasikan secara berlanjut dalam
rangka membina kondisi kehidupan nasional yang ingin diwujudkan, wawasan
nusantara dan ketahanan nasional berkedudukan sebagai landasan konseptual, yang
didasari oleh Pancasil sebagai landasan ideal dan UUD sebagai landasan
konstisional dalam paradigma pembangunan nasional.
b. Fungsi
:
Ketahanan nasional nasional
dalam fungsinya sebagai doktrin dasar nasional perlu dipahami untuk menjamin
tetap terjadinya pola pikir, pola sikap, pola tindak dan pola kerja dalam
menyatukan langkah bangsa yang bersifat inter – regional (wilayah), inter –
sektoral maupun multi disiplin. Konsep doktriner ini perlu supaya tidak ada
cara berfikir yang terkotak-kotak (sektoral). Satu alasan adalah bahwa bila
penyimpangan terjadi, maka akan timbul pemborosan waktu, tenaga dan sarana,
yang bahkan berpotensi dalam cita-cita nasional. Ketahanan nasional juga
berfungsi sebagai pola dasar pembangunan nasional. Pada hakikatnya merupakan
arah dan pedoman dalam pelaksanaan pembangunman nasional disegala bidang dan
sektor pembangunan secara terpadu, yang dilaksanakan sesuai dengan rancangan
program.
E. KETAHANAN
NASIONAL DAN KONSEPSI KETAHANAN
NASIONAL.
Ketahanan
nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa yang meliputi segenap kehidupan
nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala
tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan, baik yang datang dari dalam maupun
dari luar, untuk menjamin identitas, integrasi dan kelangsungan hidup bangsa
dan negar serta perjuangan mencapai tujuan nasional dapat dijelaskan seperti
dibawah ini :
·
Ketangguhan
Adalah kekuatan yang
menyebabkan seseorang atau sesuatu dapat bertahan, kuat menderita atau dapat
menanggulangi beban yang dipikulnya.
·
Keuletan
Adalah usaha secara giat
dengan kemampuan yang keras dalam menggunakan kemampuan tersebut diatas untuk
mencapai tujuan.
·
Identitas
Yaitu ciri khas suatu bangsa
atau negara dilihat secara keseluruhan. Negara dilihat dalam pengertian sebagai
suatu organisasi masyarakat yang dibatasi oleh wilayah dengan penduduk,
sejarah, pemerintahan, dan tujuan nasional serta dengan peran internasionalnya.
·
Integritas
Yaitu kesatuan menyeluruh
dalam kehidupan nasional suatu bangsa baik unsur sosial maupun alamiah, baik
bersifat potensional maupun fungsional.
·
Ancaman
Yang dimaksud disini adalah
hal/usaha yang bersifat mengubah atau merombak kebijaksanaan dan usaha ini
dilakukan secara konseptual, kriminal dan politis.
· Hambatan dan gangguan
Adalah hal atau usaha yang
berasal dari luar dan dari diri sendiri yang bersifat dan bertujuan melemahkan
atau menghalangi secara tidak konsepsional.
3. Konsep Wawasan Benua, Bahari dan
Dirgantara
Wawasan Benua (Konsep kekuatan Darat)
Ditemukan oleh sir Halford Machinder (1861 – 1947) berisi “ Barang siapa yang menguasai daerah jantung akan dapat menguasai pulau dan pada akhirnya dapat menguasai dunia “.
Teori ahli Geopolitik ini menganut
"konsep kekuatan" ia mencetuskan wawasan benua yaitu konsep kekuatan
didarat ajaranya menyatakan : barang siapa dapat menguasai "daerah jantung"yaitu
eropa dan asia,akan dapat menguasai "pulau dunia"yaitu Eropa, Asia,
Afrika dan akhirnya dapat menguasai dunia.
Dunia saat ini hampir menyerupai
salah satu yang Sir Halford Mackinder diperiksa pada tahun 1904, ketika ia
pertama kali menulis tentang kelebihan dari posisi tengah di daratan Eurasia.
Teori-teorinya akan memiliki pengaruh sepanjang abad, menginformasikan dan
membentuk kebijakan AS sungkup selama Perang Dingin. Hari ini, hampir satu abad
setelah teorinya "Heartland" muncul menjadi ada, ada minat baru di
wilayah yang dianggap Mackinder kunci untuk dominasi dunia. The Heartland dari
daratan Eurasia mungkin memainkan peran penting dalam abad berikutnya, dan
kebijakan negara adikuasa sendirian saat ini terhadap daerah yang akan memiliki
pengaruh yang sangat besar terhadap karakter dari sistem internasional.
Eurasia, "World Island"
untuk Mackinder, masih pusat kebijakan luar negeri Amerika dan kemungkinan akan
terus begitu selama beberapa waktu. kebijaksanaan konvensional yang hanya
memegang kekuasaan mendominasi sumber daya dari Eurasia akan memiliki potensi
untuk mengancam kepentingan Amerika Serikat. Namun bahwa kebijaksanaan
konvensional, serta banyak asumsi lain yang tradisional menginformasikan
kebijakan kami, belum menjadi sasaran pengawasan yang cukup dalam terang
realitas internasional berubah. Banyak geopolitik "kebenaran" yang
telah lulus ke dalam kanon intelektual keamanan jarang mendapatkan pemeriksaan
ulang yang tepat untuk menentukan relevansi mereka dengan sifat terus berkembang
dari sistem. Apakah sistem dunia statis, tidak ada teori lebih lanjut akan
diperlukan. Karena tidak, kita harus selalu mengevaluasi kembali asumsi dasar
kita untuk melihat apakah tidak ada "abadi" aturan permainan,
geopolitik dan sebaliknya, benar-benar ada.
Geopolitik secara tradisional
didefinisikan sebagai studi tentang "pengaruh faktor geografis pada
tindakan politik," tetapi definisi ini sering dikutip gagal untuk
menangkap banyak makna yang telah berevolusi untuk jangka selama
bertahun-tahun. Dr Gearoid Ó Tuathail, sebuah geografi Irlandia dan profesor di
Virginia Tech, telah mengidentifikasi tiga penggunaan utama dari
"geopolitik" sejak akhir Perang Dunia II. Pertama, kadang-kadang
digunakan untuk menggambarkan survei suatu wilayah tertentu atau masalah, untuk
"membaca fitur nyata dari yang dianggap` realitas eksternal. '"
Geopolitik, menurut penggunaan ini, adalah lensa melalui yang survei masalah:
"The Geopolitik X, dimana X adalah minyak, energi, sumber daya, informasi,
Timur Tengah,
Amerika Tengah, Eropa, dll" Kedua,
geopolitik bisa identik dengan riil politik, yang menurut Ó Tuathail adalah
"hampir secara eksklusif warisan Henry Kissinger." Kissinger
menggunakan istilah untuk menggambarkan usahanya untuk menjaga "keseimbangan
yang menguntungkan" dalam politik dunia, dan tunggal-nya kemampuan untuk
melihat kursus yang tepat dan berlayar untuk itu. Nya pendekatan Machiavellian
adalah infamously tanpa ideologi (atau "sentimentalitas"), dan dengan
demikian menyebabkan geopolitik panjang untuk jatuh dari nikmat dengan banyak
praktisi kebijakan luar negeri yang mengikuti.
Terakhir, dan yang paling penting untuk tujuan
kita, geopolitik telah menjadi identik dengan grand strategy, "tidak,
seperti dalam Kissinger, tentang perilaku taktis sehari-hari kenegaraan."
teori, seperti geografi tempat Gray Colin di pusat hubungan internasional dan
upaya menguraikan, faktor fundamental yang kekal yang mendorong tindakan
negara. Ini jejak keyakinan akarnya langsung kembali ke Sir Halford Mackinder
dan teori-teori tentang Heartland.
Kepada awal abad ke-20 geografi
Inggris Sir Halford Mackinder, sejarah dunia adalah kisah konflik terus-menerus
antara kekuatan darat dan laut. Di masa lalu, selama apa yang ia digambarkan
sebagai Epoch Columbus, meningkatkan mobilitas bahwa laut yang diberikan
menempatkan kekuatan angkatan laut pada keuntungan yang berbeda atas musuh
teritorial mereka. Contoh klasik keunggulan ini adalah Perang Krimea, di mana
Rusia tidak bisa proyek listrik ke selatan seefektif laut yang dipasok Perancis
dan Inggris, meskipun fakta bahwa medan perang jauh lebih dekat ke Moskow
daripada ke London. Tapi Epoch Columbian datang ke kesimpulan pada pergantian
abad ke-20 ketika Mackinder sedang menulis pertama, sebagai teknologi yang
berkembang, khususnya sistem rel kereta api, diperbolehkan kekuasaan lahan yang
akan hampir sama mobile sebagai orang-orang laut. Karena tanah kekuasaan di
Pulau Dunia memiliki jarak lebih kecil untuk perjalanan dari kekuatan laut yang
beroperasi di pinggiran tersebut, setiap peningkatan mobilitas mereka ujung
akan keseimbangan kekuatan yang menguntungkan mereka. Ini "garis
interior" memberi kekuasaan dengan "posisi sentral" di Pulau
Dunia kemampuan untuk proyek listrik di mana saja lebih cepat daripada kekuatan
laut bisa membela. Dengan demikian, yang memerintah Heartland akan memiliki
kemungkinan memerintah seluruh Pulau Dunia.
Mackinder percaya bahwa dunia telah
berevolusi menjadi apa yang disebut "sistem tertutup." Tidak ada
lebih banyak ruang untuk ekspansi pada akhir abad ke-19, untuk kolonialisme
telah membawa seluruh dunia di bawah kekuasaan Eropa. Kekuatan politik masa
depan, Mackinder berspekulasi, akan ditandai dengan persaingan memperebutkan
wilayah tua daripada pencarian yang baru. Konsep-Nya Heartland ingat gagasan
strategi abad ke-18 'dari "posisi kunci" di medan perang, [7]
pengakuan yang sangat penting untuk meraih kemenangan. strategi militer
Tradisional berpikir bahwa kontrol posisi kunci di peta sangat penting untuk
memenangkan perang, dan sejak Mackinder diakui bahwa dunia bulat itu sekarang
menjadi salah satu medan perang identifikasi, besar dan pengendalian posisi
kunci akan mengarah pada supremasi global.
4. Wawasan Bahari ( Konsep Kekuatan Laut )
Ditemukan oleh sir Walter Raleigh (
1554 – 1918) dan Alfred Thayer Mahn ( 1840 – 1910 ) yang berisi “ siapa yang
menguasai lautan akan menguasai perdagangan.menguasai kekayaan dunia sehingga
dunia akan dikuasainya “.
Alfred Thayer Mahan (September 27, 1840 - 1 Desember 1914) ". Ahli strategi Amerika yang paling penting dari abad kesembilan belas" adalah Angkatan Laut Amerika Serikat bendera petugas, geostrategist, dan sejarawan, yang telah dipanggil konsep-Nya " daya laut "didasarkan pada gagasan bahwa angkatan laut yang paling kuat akan mengendalikan dunia, melainkan paling terkenal disajikan dalam Pengaruh Kekuatan Laut Setelah Sejarah, 1660-1783 (1890). Konsep ini memiliki pengaruh yang sangat besar dalam membentuk pemikiran strategis angkatan laut di seluruh dunia, terutama di Amerika Serikat, Jerman, Jepang dan Inggris. Ide-idenya masih menembus U. S. Angkatan Laut.
Alfred Thayer Mahan (September 27, 1840 - 1 Desember 1914) ". Ahli strategi Amerika yang paling penting dari abad kesembilan belas" adalah Angkatan Laut Amerika Serikat bendera petugas, geostrategist, dan sejarawan, yang telah dipanggil konsep-Nya " daya laut "didasarkan pada gagasan bahwa angkatan laut yang paling kuat akan mengendalikan dunia, melainkan paling terkenal disajikan dalam Pengaruh Kekuatan Laut Setelah Sejarah, 1660-1783 (1890). Konsep ini memiliki pengaruh yang sangat besar dalam membentuk pemikiran strategis angkatan laut di seluruh dunia, terutama di Amerika Serikat, Jerman, Jepang dan Inggris. Ide-idenya masih menembus U. S. Angkatan Laut.
Pandangan Mahan dibentuk oleh
konflik abad ketujuh belas antara Belanda, Inggris, Perancis dan Spanyol, dan
oleh perang kesembilan belas angkatan laut abad antara Perancis dan Inggris, di
mana superioritas angkatan laut Inggris akhirnya mengalahkan Prancis, invasi
konsisten mencegah dan blokade, (lihat perang Napoleon: Pertempuran Trafalgar
dan Sistem Continental). Untuk pembaca modern, penekanan pada pengendalian
perdagangan yg berlayar di laut merupakan hal yang biasa, tetapi pada abad
kesembilan belas, gagasan itu radikal, terutama di negara sepenuhnya terobsesi
dengan ekspansi ke tanah barat benua itu. Di sisi lain, penekanan Mahan
kekuasaan laut sebagai fakta penting di balik kenaikan Inggris mengabaikan
peran terdokumentasi dengan baik diplomasi dan tentara; teori Mahan tidak bisa
menjelaskan keberhasilan kerajaan terestrial, seperti Jerman Bismarckian Namun,
sebagai. blokade Angkatan Laut Royal dari Kekaisaran Jerman adalah faktor
langsung dan tidak langsung kritis di Jerman runtuh akhirnya, teori Mahan telah
dibuktikan oleh Perang Dunia Pertama.
Mahan menggunakan sejarah sebagai
suatu persediaan pelajaran yang harus dipelajari-atau lebih tepatnya, sebagai
kolam contoh yang dicontohkan teori-teorinya. Mahan percaya bahwa kebesaran
nasional erat berkaitan dengan laut, dengan penggunaan secara komersial pada
tahun perdamaian dan kontrol dalam perang. Tujuannya adalah untuk menemukan
hukum-hukum sejarah yang menentukan yang menguasai lautan. kerangka teori Nya
datang dari Jomini, dengan penekanan pada lokasi strategis (seperti
chokepoints, kanal, dan stasiun pemuatan batu bara), serta tingkat kuantitatif
pertempuran kekuasaan di armada. Misi utama angkatan laut adalah untuk
mengamankan perintah laut. Ini tidak hanya diizinkan menjaga komunikasi untuk
kapal laut sendiri sementara menolak menggunakan mereka untuk musuh tetapi
juga, jika perlu, menyediakan sarana untuk pengawasan penutupan perdagangan
netral. Kontrol ini laut tidak dapat dicapai dengan penghancuran perdagangan
tetapi hanya dengan merusak atau menetralkan armada musuh. Ini disebut untuk
konsentrasi kekuatan laut yang terdiri dari kapal modal, tidak terlalu besar
tapi banyak, baik secara menyeluruh berawak dengan awak terlatih, dan
beroperasi di bawah prinsip bahwa pertahanan terbaik adalah suatu pelanggaran
agresif.
Mahan berpendapat bahwa dengan
perintah laut, bahkan jika lokal dan sementara, operasi angkatan laut mendukung
pasukan tanah dapat menjadi sangat menentukan dan bahwa supremasi angkatan laut
dapat dilaksanakan oleh konsorsium transnasional bertindak dalam pertahanan
sistem perdagangan bebas multinasional. Teori-teorinya-ditulis sebelum kapal
selam menjadi faktor dalam perang terhadap pengiriman-menunda pengenalan konvoi
sebagai pertahanan melawan Jerman U-Boats dalam Perang Dunia I. Pada tahun
1930-an Angkatan Laut AS membangun kapal selam jarak jauh untuk menyerang
pengiriman Jepang, tetapi Jepang, masih terikat Mahan, dirancang kapal selam
mereka sebagai ancillaries untuk armada dan gagal untuk menyerang jalur pasokan
Amerika di Pasifik dalam Perang Dunia II
.Mahan berpendapat bahwa perubahan
teknologi radikal tidak menghilangkan ketidakpastian dari pelaksanaan perang,
dan karena itu studi ketat sejarah seharusnya menjadi dasar pendidikan perwira
angkatan laut.
Sumida (2000) berpendapat Mahan percaya bahwa kepemimpinan politik dan angkatan laut yang baik adalah tidak kurang penting daripada geografi jika menyangkut pengembangan kekuatan laut. Kedua, unitnya analisis politik sepanjang kekuasaan laut prihatin adalah konsorsium transnasional daripada negara-bangsa tunggal. Ketiga, ideal ekonomi nya adalah perdagangan bebas daripada autarki. Keempat, pengakuan tentang pengaruh geografi pada strategi yang marah oleh apresiasi yang kuat dari kekuatan kontingensi untuk mempengaruhi hasil.
Sumida (2000) berpendapat Mahan percaya bahwa kepemimpinan politik dan angkatan laut yang baik adalah tidak kurang penting daripada geografi jika menyangkut pengembangan kekuatan laut. Kedua, unitnya analisis politik sepanjang kekuasaan laut prihatin adalah konsorsium transnasional daripada negara-bangsa tunggal. Ketiga, ideal ekonomi nya adalah perdagangan bebas daripada autarki. Keempat, pengakuan tentang pengaruh geografi pada strategi yang marah oleh apresiasi yang kuat dari kekuatan kontingensi untuk mempengaruhi hasil.
Mahan menyiapkan rencana kontingensi
rahasia 1890 di kasus perang harus pecah antara Inggris dan Amerika Serikat.
Mahan menyimpulkan bahwa Inggris akan berusaha untuk blokade port timur,
sehingga Angkatan Laut Amerika harus terkonsentrasi di salah satu pelabuhan,
sebaiknya New York dengan dua pintu keluar yang terpisah, sedangkan kapal
torpedo harus mempertahankan pelabuhan lainnya. Konsentrasi armada AS akan
memaksa Inggris untuk dasi ke bawah seperti sebagian besar angkatan laut mereka
untuk menonton keluar New York bahwa port Amerika lainnya akan relatif aman.
kapal pesiar Amerika Terpisah harus upah "tindakan ofensif konstan"
terhadap posisi musuh terbuka, dan jika Inggris adalah untuk melemahkan kekuatan
blokade mereka dari New York untuk menyerang lain port Amerika, armada AS
terkonsentrasi harus merebut kesempatan untuk mengawal armada invasi untuk
menangkap pelabuhan pemuatan batu bara Inggris di Nova Scotia, demikian serius
melemahkan kemampuan Inggris untuk melakukan operasi laut di lepas pantai
Amerika. Rencana kontingensi adalah contoh jelas penerapan prinsip-prinsip
Mahan perang laut, dengan ketergantungan yang jelas pada prinsip Jomini tentang
pengendalian titik-titik strategis.
Mahan adalah seorang komentator
sering di dunia urusan angkatan laut, strategis dan diplomatik. Pada 1890-an ia
berpendapat bahwa Amerika Serikat harus berkonsentrasi armada angkatan laut dan
memperoleh Hawaii sebagai lindung nilai terhadap ekspansi ke timur Jepang dan
AS harus membantu menjaga keseimbangan kekuasaan di daerah dalam rangka
memajukan prinsip kebijakan Pintu Terbuka kedua komersial dan budaya. Mahan
mewakili AS di konferensi internasional pertama tentang pengendalian senjata
yang diprakarsai oleh Rusia pada tahun 1899. Rusia mencari sebuah
"freeze" agar tidak tertinggal dalam perlombaan senjata Eropa.
Negara-negara lain hadir dalam rangka meredakan berbagai kelompok perdamaian.
Tidak ada senjata yang signifikan keterbatasan kesepakatan yang dicapai. Sebuah
proposal tentang hak-hak perdagangan netral masih diperdebatkan tetapi
dikesampingkan order oleh Rusia. Hasil yang bermakna hanya dari konferensi ini
adalah pembentukan Pengadilan Tetap Arbitrase tidak efektif di Den Haag.Dampak
terhadap pemikiran angkatan laut.
Ketepatan waktu memberikan kontribusi tidak ada bagian kecil untuk penerimaan luas dan pengaruh resultan dari pandangan Mahan. Meskipun sejarahnya relatif tipis (dia mengandalkan sumber-sumber sekunder), gaya kuat dan teori yang jelas memenangkan penerimaan luas navalists di seluruh dunia. daya Laut mendukung kolonialisme baru yang menyatakan dirinya di Afrika dan Asia. Mengingat berlangsung teknologi yang sangat cepat perubahan penggerak (dari batubara ke minyak, dari boiler ke turbin), persenjataan (dengan direktur api yang lebih baik, dan bahan peledak tinggi baru) dan baju besi dan munculnya kerajinan baru seperti kapal perusak dan kapal selam, Mahan penekanan pada modal kapal dan perintah laut datang pada saat yang tepat.
Ketepatan waktu memberikan kontribusi tidak ada bagian kecil untuk penerimaan luas dan pengaruh resultan dari pandangan Mahan. Meskipun sejarahnya relatif tipis (dia mengandalkan sumber-sumber sekunder), gaya kuat dan teori yang jelas memenangkan penerimaan luas navalists di seluruh dunia. daya Laut mendukung kolonialisme baru yang menyatakan dirinya di Afrika dan Asia. Mengingat berlangsung teknologi yang sangat cepat perubahan penggerak (dari batubara ke minyak, dari boiler ke turbin), persenjataan (dengan direktur api yang lebih baik, dan bahan peledak tinggi baru) dan baju besi dan munculnya kerajinan baru seperti kapal perusak dan kapal selam, Mahan penekanan pada modal kapal dan perintah laut datang pada saat yang tepat.
Mahan nama menjadi sebuah kata rumah tangga di
angkatan laut Jerman, sebagai Kaiser William II memerintahkan petugas untuk
membaca Mahan, dan Laksamana Alfred von Tirpitz (1849-1930) digunakan reputasi
Mahan untuk membiayai armada permukaan yang kuat.
Antara tahun 1890, dan 1915 Mahan dan
Inggris laksamana John Fisher (1841-1920) menghadapi masalah bagaimana
mendominasi perairan dan lautan rumah jauh dengan angkatan laut tidak cukup
kuat untuk melakukan keduanya. Mahan berpendapat untuk prinsip universal
konsentrasi kapal yang kuat di perairan rumah dan meminimalkan kekuatan di laut
jauh, sementara Fisher terbalik Mahan dengan memanfaatkan perubahan teknologi
untuk mengusulkan kapal selam untuk pertahanan perairan rumah dan kapal
penjelajah pertempuran mobile untuk perlindungan kepentingan kekaisaran jauh.
Prancis yang kurang sensitif
terhadap teori Mahan. doktrin angkatan laut Perancis pada tahun 1914 didominasi
oleh teori Mahan kekuasaan laut dan oleh karena itu diarahkan untuk memenangkan
pertempuran menentukan dan memperoleh penguasaan lautan. Tapi tentu saja Perang
Dunia I mengubah ide tentang tempat angkatan laut, sebagai penolakan dari
armada Jerman untuk terlibat dalam pertempuran yang menentukan, ekspedisi
Dardanella tahun 1915, pengembangan kapal perang, dan organisasi konvoi semua
menunjukkan angkatan laut yang baru peran dalam operasi gabungan dengan
tentara. bagian Angkatan Laut dalam mengamankan kemenangan itu tidak sepenuhnya
dipahami oleh opini publik Perancis pada tahun 1918, tetapi sebuah sintesis
dari ide-ide lama dan baru muncul dari pelajaran perang, terutama oleh
laksamana Raoul Castex (1878-1968), 1927-1935, yang disintesis dalam
teori-teorinya lima volume Stratégiques sekolah klasik dan materialis teori
angkatan laut. Dia terbalik Mahan teori bahwa perintah laut mendahului
komunikasi maritim dan meramalkan peran diperbesar pesawat terbang dan kapal
selam dalam perang laut. teori Castex strategis diperbesar untuk memasukkan
faktor nonmiliter (kebijakan, geografi, koalisi, opini publik, dan hambatan)
dan faktor internal (kekuatan ekonomi, pelanggaran dan pertahanan, komunikasi,
rencana operasional, moral, dan perintah) untuk memahami strategi umum untuk
mencapai akhir kemenangan. Ideologis, Angkatan Laut Amerika Serikat awalnya
menentang menggantikan kapal berlayar dengan kapal uap bertenaga setelah Perang
Sipil; Mahan berpendapat bahwa hanya armada tempur lapis baja mungkin
menentukan dalam perang modern. Menurut doktrin yang menentukan-pertempuran,
armada tidak harus dibagi; karya Mahan mendorong peningkatan teknologi dalam
lawan meyakinkan bahwa pengetahuan angkatan laut dan strategi tetap diperlukan,
tetapi bahwa dominasi lautan didiktekan perlunya kecepatan dan prediktabilitas
dari mesin uap.
Buku-bukunya sangat terkenal, dan
erat belajar di Inggris dan Kekaisaran Jerman, mempengaruhi membangun kekuatan
mereka sebelum Perang Dunia Pertama. Mahan mempengaruhi bagian angkatan laut
dari Perang Spanyol-Amerika, dan pertempuran Tsushima, Jutlandia, dan Atlantik.
Karyanya mempengaruhi doktrin setiap angkatan laut utama di periode antar.
Konsep Mahan tentang sea power
melampaui superioritas angkatan laut, yang dalam waktu damai, negara harus
meningkatkan kapasitas produksi dan pengiriman, memperoleh harta di luar negeri
- baik koloni atau akses istimewa ke pasar luar negeri-namun menekankan bahwa
jumlah stasiun bahan bakar batu bara dan basis strategis harus sedikit, tidak
terlalu banyak menguras sumber daya dari ibu negara. Meskipun pengaruh Mahan
terhadap kekuatan asing telah diakui secara umum, hanya lebih baru-baru ini
memiliki ulama meminta perhatian perannya sebagai signifikan dalam pertumbuhan
harta luar negeri Amerika, kebangkitan angkatan laut Amerika yang baru, dan
penerapan prinsip-prinsip strategis atas mana hal dioperasikan . Ia meninggal
di Washington beberapa bulan setelah pecahnya Perang Dunia I.
Pengaruh Seapower Setelah Sejarah,
1660-1783 diterjemahkan ke Bahasa Jepang dan digunakan sebagai buku teks
di Angkatan Laut Kekaisaran Jepang (IJN). Hal ini sangat mempengaruhi IJN
Pasifik melakukan Perang, menekankan "pertempuran menentukan" doktrin
- bahkan dengan mengorbankan melindungi perdagangan.
Sikap IJN tentang "pertempuran
menentukan" adalah sedemikian rupa sehingga memberikan kontribusi untuk
mengalahkan Kekaisaran Jepang tahun 1945, dan jadi dianggap usang doktrin
pertempuran yang menentukan antara armada, karena pembangunan kapal selam dan
pesawat pembawa. Namun, orang dapat berargumentasi bahwa IJN tidak mematuhi
sepenuhnya doktrin Mahan, seperti yang mereka lakukan membagi kekuatan utama
mereka dari waktu ke waktu, khususnya pembagian luas kapal perang dalam rencana
pertempuran rumit yang menyebabkan bencana di Midway, dan karena itu disegel
kekalahan mereka sendiri.
5. Wawasan Dirgantara ( Konsep Kekuasaan Udara )
ditemukan oleh W.Mitchen ( 1877 –
1946 ),A Saversky(1894 – 19 ),dan Giulio Douhet ( 1869 – 1930 ) yang berisi “
kekuatan di udara merupakan daya tangkis terhadap ancaman yang ampuh dan dapat
melumpuhkan kekuatan dengan menghancurkan kawasan “
6. Posisi
Strategis Geografis dan Geopolitik Indonesia
Salah satu persyaratan mutlak harus
dimiliki oleh sebuah negara adalah wilayah kedaulatan, di samping rakyat dan
pemerintahan yang diakui. Konsep dasar wilayah negara kepulauan telah
diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957. Deklarasi tersebut
memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa Indonesia, karena telah melahirkan
konsep Wawasan Nusantara yang menyatukan wilayah Indonesia. Laut Nusantara
bukan lagi sebagai pemisah, akan tetapi sebagai pemersatu bangsa Indonesia yang
disikapi sebagai wilayah kedaulatan mutlak Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Indonesia wawasan nasionalnya adalah
wawasan nusantara yang disingkat wasantara. Wasantara ialah cara pandang bangsa
Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 tentang diri dan
lingkungannya (Sumardiman, 1982) serta memperhatikan sejarah dan budaya
(Oetama, 2010) sebagai jembatan strategis peradaban (Pranarka, dkk.;1986) dalam
eksistensinya yang sarwa nusantara dan penekanannya dalam mengekspresikan diri
sebagai bangsa Indonesia untuk mencapai tujuan nasional (Oetama, 2010).
Unsur-unsur dasar wasantara itu ialah: wadah (contour atau organisasi),
isi, dan tata laku. Dari wadah dan isi wasantara itu, tampak adanya
bidang-bidang usaha untuk mencapai kesatuan dan keserasian dalam wilayah,
bangsa, budaya, ekonomi, dan hankam.
Jelaslah disini
bahwa wasantara adalah pengejawantahan falsafah Pancasila dan UUD 1945 dalam
wadah negara Republik Indonesia. Kelengkapan dan keutuhan pelaksanaan wasantara
akan terwujud dalam terselenggaranya ketahanan nasional Indonesia yang
senantiasa harus ditingkatkan sesuai dengan tuntutan zaman. Ketahanan nasional
itu akan dapat meningkat jika ada pembangunan yang meningkat, dalam “koridor”
wasantara. Wawasan Nusantara mempunyai fungsi sebagai pedoman, motivasi,
dorongan serta rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan,
tindakan dan perbuatan bagi penyelenggara Negara di tingkat pusat dan daerah
maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Selain fungsi, Wawasan Nusantara bertujuan mewujudkan
nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih
mengutamakan kepentingan nasional daripada kepentingan individu, kelompok,
golongan, suku bangsa atau daerah.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dalam akhir tulisan
makalah ini dapat kita ambil kesimpulan, secara garis besar bahwa bangsa
Indonesia sebagai satu kesatuan negara kepulauan, secara kenseptual Geopolitik
Indonesia dituangkan dalam salah satu doktrin nasional yang disebut wawasan
nusantara dan politik luar negeri bebas aktif. Sedangkan Geostrategi Indonesia
diwujudkan melalui konsep ketahanan nasional yang bertumpu pada
perwujudan kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan
pertahanan keamanan.
B.
SARAN DAN
KRITIKAN
Dalam makalah ini telah kami
jelaskan tentang Geopolitik dan Geostrategi, kami sadar bahwa dalam
makalah ini masih banyak kekurangan dan perlu perbaikan terutama dari bapak
pembimbing/dosen dalam mata kulaih Pendidikan Kewarganegaraan untuk
memberikan arahan dan bimbingan sehingga permasalahan yang dibahas dalam
makalah ini bisa tercapai dan dapat dipahami, dan kepada kawan-kawan juga kami
mohon saran dan kritikannya sehingga apa yang kurang semoga menjadi bahan
evaluasi bagi tim penyusun makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ebyhara, Abu
Bakar. Pengantar Ilmu Politik. Jogjakarta: Ar-ruuz media. 2013.
Duverger,
Maurice. Sosiologi Politi, cet, IX. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
2002.
Kaelan dan Zubaidi Ahmad. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan
Tinggi.
Yogyakarta: Paradigma Yogyakarta. 2007.
Syafi’ie, Inu Kencana. Ilmu Politik, Cet. II. Jakarta: PT. Rineka
Cipta. 2010.
Andi-granderist.blogspot.com. 2013.
http: krisnaptik. Wordpress.com, Geopolitik dan Geostrategi. 2003.
Maurice Duverger, Sosiologi
Politi, cet, IX (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2002), 34.
Abu Bakar Ebyhara, Ph. D, Pengantar
Ilmu Politik (Jogjakarta: Ar-ruuz media, 2013), 84.
Dr. H. Inu Kencana Syafi’ie, M. Si, Ilmu
Politik, Cet. II (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), 57.
http: krisnaptik. Wordpress.com, Geopolitik
dan Geostrategi, 2003.
Prof. DR. H.
Kaelan, M.S. dan Drs. H. Ahmad Zubaidi, M. Si, Pendidikan Kewarganegaraan
untuk Perguruan Tinggi (Yogyakarta: Paradigma Yogyakarta, 2007), 39-41.
Ibid, 41.
Andi-granderist.blogspot.com
Ibid
Prof. DR. H.
Kaelan, M.S. dan Drs. H. Ahmad Zubaidi, M. Si, Pendidikan Kewarganegaraan
untuk Perguruan Tinggi….68
Ibid, 71Geopolitik dan Geostrategi
0 Comments for "geopolitik dan geostrategi"