geopolitik dan geostrategi

Post oleh : Unknown | Rilis : 21.34 | Series :


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga mampu mencapai kompetensi yang di harapkan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.



Medan, Januari 2015



    
       Penyusun








DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................      i
Daftar Isi......................................................................................................      ii
BAB I
PEDAHULUAN
A.Latar Belakang ........................................................................................      1
B. Rumusan Masalah...................................................................................      1
C. Tujuan Masalah.......................................................................................      1
BAB II
PEMBAHASAN
1.  definisi geopolitik....................................................................................       2
           A.pengertian wawasan nusantara......................................................      2
           B.Isi wawasan nusantara...................................................................     2
2.definisi geostrategi....................................................................................     4
          A.Ketahanan Nasional.......................................................................     4
          B.Asas ketahanan nasional.................................................................     4
          C.sifat ketahanan nasional.................................................................      5
          D.kedudukan dan fungsi ketahanan nasional....................................        5
          E.ketahanan nasional dan konsepsi ketahanan nasional.....................        6
3. Konsep Wawasan Benua, Bahari dan Dirgantara
    Wawasan Benua (Konsep kekuatan Darat) ............................................      7
4. Wawasan Bahari ( Konsep Kekuatan Laut )............................................      10
5.Wawasan Dirgantara ( Konsep Kekuasaan Udara )..................................      15
6. Posisi Strategis Geografis dan Geopolitik Indonesia...............................   16
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN.......................................................................................     17
B.SARAN DAN KERITIKAN..................................................................      17
DAFTAR ISI..............................................................................................      18


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Bangsa Indonesia sebagai negara kepulauan dengan masyarakatnya yang berbinneka, negara Indonesia  memiliki  unsur-unsur kekuatan. Adapun  unsur kekuatan  itu terletak pada posisi dan  keadaan geografi yang  strategis dan kaya sumber  daya alam. Serta bangsa Indonesia mempunyai kepentingan nasional yang  mendasar yaitu upaya menjamin persatuan dan kesatuan wilayah, bangsa dan  segenap aspek kehidupan nasionalnya. Karena dengan upaya inilah bangsa Indonesia  dapat tetap eksis dan  dapat  melanjutkan perjuangan menuju masyarakat yang  dicita-citakan.
B.     Rumusan  Masalah
Atas dasar penentuan latar belakang masalah diatas maka kami dapat mengambil perumusan masalah sebagai berikut:
“Bagaimana kita mengetahui keadaan geografi bangsa  Indonesia serta bagaimana cara bangsa Indonesia mempertahankan keutuhan  bangsa serta wilayahnya.”

C.Tujuan Masalah 
Makalah  ini ditulis untuk mengetahui makna dari Geopolitik dan Geostrategi dalam sistem kebangsaan  Indonesia, dengan tujuan:
a.     Mengetahui pengertian Geopolitik dan Geostrategi
b.     Mengetahui kepentingan Geopolitik dan  Geostrategi terhadap bangsa Indonesia







BAB II
PEMBAHASAN
1.  DEFINISI GEOPOLITIK.
Geopolitik adalah system politik atau peraturan-peraturan dalam wujud kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik (kepentingan yang titik beratnya terletak pada pertimbangan geografi, wilayah atau territorial dalam arti luas) suatu Negara yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung kepada system politik suatu Negara.

Kata geopolitik ini dibuat oleh Rudolf Kjellén, seorang ilmuwan politik Swedia, pada awal abad ke-20. Kjellén telah diilhami oleh geografer Jerman, Friedrich Ratzel, yang menerbitkan bukunya, Politische Geographie (geografis politik) dalam tahun 1897. Buku itu dipopulerkan dalam bahasa Inggris oleh diplomat Amerika, Robert Strausz-Hupé, seorang anggota fakultas Universitas Pennsylvania.

A.    PENGERTIAN WAWASAN NUSANTARA.
Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

B. ISI WAWASAN NUSANTARA :
1. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik, dalam arti :

  1. Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup, dan kesatuan matra seluruh bangsa serta menjadi modal dan milik bersama bangsa.
  2. Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara dalam berbagai bahasa daerah serta memeluk dan meyakini berbagai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat dalam arti yang seluas-luasnya.
  3. Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa, dan setanah air, serta mempunyai tekad dalam mencapai cita-cita bangsa.
  4. Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan negara yang melandasi, membimbing, dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya.
  5. Bahwa kehidupan politik di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu kesatuan politik yang diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

2. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan Ekonomi, dalam arti :
a)      Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial maupun efektif adalah modal dan milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari harus tersedia merata di seluruh wilayah tanah air.
b)      Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh daerah, tanpa meninggalkan ciri khas yang dimiliki oleh daerah dalam pengembangan kehidupan ekonominya.
c)         Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu kesatuan ekonomi yang diselenggarakan sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan dan ditujukan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat.
3. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial dan Budaya, dalam arti :

a)      Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus merupakan kehidupan bangsa yang serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan masyarakat yang sama, merata dan seimbang, serta adanya keselarasan kehidupan yang sesuai dengan tingkat kemajuan bangsa.
b)      Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedangkan corak ragam budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya bangsa yang menjadi modal dan landasan pengembangan budaya bangsa seluruhnya, dengan tidak menolak nilai – nilai budaya lain yang tidak bertentangan dengan nilai budaya bangsa, yang hasil-hasilnya dapat dinikmati oleh bangsa.

2.      DEFINISI GEOSTRATEGI.
Definisi geostrategi. Geostrategi adalah perumusan strategi nasional dengan memperhitungkan kondisi dan konstelasi geografi sebagai factor utamanya. Disamping itu dalam merumuskan strategi perlu memperhatikan kondisi social, budaya, penduduk, sumber daya alam, lingkungan regional maupun internasional. 
Geostrategi juga merupakan cabang dari  geopolitik yang berurusan dengan strategi. Definisi geostrategi. Geostrategi adalah perumusan strategi nasional dengan memperhitungkan kondisi dan konstelasi geografi sebagai factor utamanya. Disamping itu dalam merumuskan strategi perlu memperhatikan kondisi social, budaya, penduduk, sumber daya alam, lingkungan regional maupun internasional. 
Geostrategi juga merupakan cabang dari  geopolitik yang berurusan dengan strategi. 

A.    KETAHANAN NASIONAL.
Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa, meliputi seluruh aspek kehidupannasional yang terintegrasi, berisi keuletan, dan ketangguhan serta mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan dari luar maupun dari dalam, langsung maupun tidak langsung membahayakan integrasi, identitas, kelangsungan hidupbangsa dan negara , serta perjuangan mengejar tujuan nasionalnya.

B.     ASAS KETAHANAN NASIONAL
Asas Ketahanan Indonesia adalah taat laku berdasarkan nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, dan Wawasan Nusantara, yang terdiri dari :


1. Asas Kesejahteraan dan Keamanan.
2. Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh Terpadu.                    
3. Asas Mawas ke Dalam da Mawas ke Luar.
4. Asas Kekeluargaan.

C.     SIFAT KETAHANAN NASIONAL
Sifat Ketahanan Nasional Indonesia
1. Mandiri.
2. Dinamis.
3. Wibawa.
4. Konsultasi dan Kerjasama

D.    KEDUDUKAN DAN FUNGSI KETAHANAN NASIONAL
Kedudukan dan fungsi ketahanan nasional dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.      Kedudukan :
ketahanan nasional merupakan suatu ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh bangsa Indonesia serta merupakan cara terbaik yang perlu di implementasikan secara berlanjut dalam rangka membina kondisi kehidupan nasional yang ingin diwujudkan, wawasan nusantara dan ketahanan nasional berkedudukan sebagai landasan konseptual, yang didasari oleh Pancasil sebagai landasan ideal dan UUD sebagai landasan konstisional dalam paradigma pembangunan nasional.
b.      Fungsi :
Ketahanan nasional nasional dalam fungsinya sebagai doktrin dasar nasional perlu dipahami untuk menjamin tetap terjadinya pola pikir, pola sikap, pola tindak dan pola kerja dalam menyatukan langkah bangsa yang bersifat inter – regional (wilayah), inter – sektoral maupun multi disiplin. Konsep doktriner ini perlu supaya tidak ada cara berfikir yang terkotak-kotak (sektoral). Satu alasan adalah bahwa bila penyimpangan terjadi, maka akan timbul pemborosan waktu, tenaga dan sarana, yang bahkan berpotensi dalam cita-cita nasional. Ketahanan nasional juga berfungsi sebagai pola dasar pembangunan nasional. Pada hakikatnya merupakan arah dan pedoman dalam pelaksanaan pembangunman nasional disegala bidang dan sektor pembangunan secara terpadu, yang dilaksanakan sesuai dengan rancangan program.

E.   KETAHANAN NASIONAL DAN KONSEPSI KETAHANAN
NASIONAL.
Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa yang meliputi segenap kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan, baik yang datang dari dalam maupun dari luar, untuk menjamin identitas, integrasi dan kelangsungan hidup bangsa dan negar serta perjuangan mencapai tujuan nasional dapat dijelaskan seperti dibawah ini :
·      Ketangguhan
Adalah kekuatan yang menyebabkan seseorang atau sesuatu dapat bertahan, kuat menderita atau dapat menanggulangi beban yang dipikulnya.
·      Keuletan
Adalah usaha secara giat dengan kemampuan yang keras dalam menggunakan kemampuan tersebut diatas untuk mencapai tujuan.
·      Identitas
Yaitu ciri khas suatu bangsa atau negara dilihat secara keseluruhan. Negara dilihat dalam pengertian sebagai suatu organisasi masyarakat yang dibatasi oleh wilayah dengan penduduk, sejarah, pemerintahan, dan tujuan nasional serta dengan peran internasionalnya.
·      Integritas
Yaitu kesatuan menyeluruh dalam kehidupan nasional suatu bangsa baik unsur sosial maupun alamiah, baik bersifat potensional maupun fungsional.
·      Ancaman
Yang dimaksud disini adalah hal/usaha yang bersifat mengubah atau merombak kebijaksanaan dan usaha ini dilakukan secara konseptual, kriminal dan politis.

· Hambatan dan gangguan
Adalah hal atau usaha yang berasal dari luar dan dari diri sendiri yang bersifat dan bertujuan melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional.

3. Konsep Wawasan Benua, Bahari dan Dirgantara
Wawasan Benua (Konsep kekuatan Darat) 

Ditemukan oleh sir Halford Machinder (1861 – 1947) berisi “ Barang siapa yang menguasai daerah jantung akan dapat menguasai pulau dan pada akhirnya dapat menguasai dunia “.
Teori ahli Geopolitik ini menganut "konsep kekuatan" ia mencetuskan wawasan benua yaitu konsep kekuatan didarat ajaranya menyatakan : barang siapa dapat menguasai "daerah jantung"yaitu eropa dan asia,akan dapat menguasai "pulau dunia"yaitu Eropa, Asia, Afrika dan akhirnya dapat menguasai dunia.
Dunia saat ini hampir menyerupai salah satu yang Sir Halford Mackinder diperiksa pada tahun 1904, ketika ia pertama kali menulis tentang kelebihan dari posisi tengah di daratan Eurasia. Teori-teorinya akan memiliki pengaruh sepanjang abad, menginformasikan dan membentuk kebijakan AS sungkup selama Perang Dingin. Hari ini, hampir satu abad setelah teorinya "Heartland" muncul menjadi ada, ada minat baru di wilayah yang dianggap Mackinder kunci untuk dominasi dunia. The Heartland dari daratan Eurasia mungkin memainkan peran penting dalam abad berikutnya, dan kebijakan negara adikuasa sendirian saat ini terhadap daerah yang akan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap karakter dari sistem internasional.
Eurasia, "World Island" untuk Mackinder, masih pusat kebijakan luar negeri Amerika dan kemungkinan akan terus begitu selama beberapa waktu. kebijaksanaan konvensional yang hanya memegang kekuasaan mendominasi sumber daya dari Eurasia akan memiliki potensi untuk mengancam kepentingan Amerika Serikat. Namun bahwa kebijaksanaan konvensional, serta banyak asumsi lain yang tradisional menginformasikan kebijakan kami, belum menjadi sasaran pengawasan yang cukup dalam terang realitas internasional berubah. Banyak geopolitik "kebenaran" yang telah lulus ke dalam kanon intelektual keamanan jarang mendapatkan pemeriksaan ulang yang tepat untuk menentukan relevansi mereka dengan sifat terus berkembang dari sistem. Apakah sistem dunia statis, tidak ada teori lebih lanjut akan diperlukan. Karena tidak, kita harus selalu mengevaluasi kembali asumsi dasar kita untuk melihat apakah tidak ada "abadi" aturan permainan, geopolitik dan sebaliknya, benar-benar ada.
Geopolitik secara tradisional didefinisikan sebagai studi tentang "pengaruh faktor geografis pada tindakan politik," tetapi definisi ini sering dikutip gagal untuk menangkap banyak makna yang telah berevolusi untuk jangka selama bertahun-tahun. Dr Gearoid Ó Tuathail, sebuah geografi Irlandia dan profesor di Virginia Tech, telah mengidentifikasi tiga penggunaan utama dari "geopolitik" sejak akhir Perang Dunia II. Pertama, kadang-kadang digunakan untuk menggambarkan survei suatu wilayah tertentu atau masalah, untuk "membaca fitur nyata dari yang dianggap` realitas eksternal. '" Geopolitik, menurut penggunaan ini, adalah lensa melalui yang survei masalah: "The Geopolitik X, dimana X adalah minyak, energi, sumber daya, informasi, Timur Tengah,
 Amerika Tengah, Eropa, dll" Kedua, geopolitik bisa identik dengan riil politik, yang menurut Ó Tuathail adalah "hampir secara eksklusif warisan Henry Kissinger."  Kissinger menggunakan istilah untuk menggambarkan usahanya untuk menjaga "keseimbangan yang menguntungkan" dalam politik dunia, dan tunggal-nya kemampuan untuk melihat kursus yang tepat dan berlayar untuk itu. Nya pendekatan Machiavellian adalah infamously tanpa ideologi (atau "sentimentalitas"), dan dengan demikian menyebabkan geopolitik panjang untuk jatuh dari nikmat dengan banyak praktisi kebijakan luar negeri yang mengikuti.
 Terakhir, dan yang paling penting untuk tujuan kita, geopolitik telah menjadi identik dengan grand strategy, "tidak, seperti dalam Kissinger, tentang perilaku taktis sehari-hari kenegaraan." teori, seperti geografi tempat Gray Colin di pusat hubungan internasional dan upaya menguraikan, faktor fundamental yang kekal yang mendorong tindakan negara. Ini jejak keyakinan akarnya langsung kembali ke Sir Halford Mackinder dan teori-teori tentang Heartland.
Kepada awal abad ke-20 geografi Inggris Sir Halford Mackinder, sejarah dunia adalah kisah konflik terus-menerus antara kekuatan darat dan laut. Di masa lalu, selama apa yang ia digambarkan sebagai Epoch Columbus, meningkatkan mobilitas bahwa laut yang diberikan menempatkan kekuatan angkatan laut pada keuntungan yang berbeda atas musuh teritorial mereka. Contoh klasik keunggulan ini adalah Perang Krimea, di mana Rusia tidak bisa proyek listrik ke selatan seefektif laut yang dipasok Perancis dan Inggris, meskipun fakta bahwa medan perang jauh lebih dekat ke Moskow daripada ke London. Tapi Epoch Columbian datang ke kesimpulan pada pergantian abad ke-20 ketika Mackinder sedang menulis pertama, sebagai teknologi yang berkembang, khususnya sistem rel kereta api, diperbolehkan kekuasaan lahan yang akan hampir sama mobile sebagai orang-orang laut. Karena tanah kekuasaan di Pulau Dunia memiliki jarak lebih kecil untuk perjalanan dari kekuatan laut yang beroperasi di pinggiran tersebut, setiap peningkatan mobilitas mereka ujung akan keseimbangan kekuatan yang menguntungkan mereka. Ini "garis interior" memberi kekuasaan dengan "posisi sentral" di Pulau Dunia kemampuan untuk proyek listrik di mana saja lebih cepat daripada kekuatan laut bisa membela. Dengan demikian, yang memerintah Heartland akan memiliki kemungkinan memerintah seluruh Pulau Dunia.
Mackinder percaya bahwa dunia telah berevolusi menjadi apa yang disebut "sistem tertutup." Tidak ada lebih banyak ruang untuk ekspansi pada akhir abad ke-19, untuk kolonialisme telah membawa seluruh dunia di bawah kekuasaan Eropa. Kekuatan politik masa depan, Mackinder berspekulasi, akan ditandai dengan persaingan memperebutkan wilayah tua daripada pencarian yang baru. Konsep-Nya Heartland ingat gagasan strategi abad ke-18 'dari "posisi kunci" di medan perang, [7] pengakuan yang sangat penting untuk meraih kemenangan. strategi militer Tradisional berpikir bahwa kontrol posisi kunci di peta sangat penting untuk memenangkan perang, dan sejak Mackinder diakui bahwa dunia bulat itu sekarang menjadi salah satu medan perang identifikasi, besar dan pengendalian posisi kunci akan mengarah pada supremasi global.


4. Wawasan Bahari ( Konsep Kekuatan Laut )
Ditemukan oleh sir Walter Raleigh ( 1554 – 1918) dan Alfred Thayer Mahn ( 1840 – 1910 ) yang berisi “ siapa yang menguasai lautan akan menguasai perdagangan.menguasai kekayaan dunia sehingga dunia akan dikuasainya “.
Alfred Thayer Mahan (September 27, 1840 - 1 Desember 1914) ". Ahli strategi Amerika yang paling penting dari abad kesembilan belas" adalah Angkatan Laut Amerika Serikat bendera petugas, geostrategist, dan sejarawan, yang telah dipanggil konsep-Nya " daya laut "didasarkan pada gagasan bahwa angkatan laut yang paling kuat akan mengendalikan dunia, melainkan paling terkenal disajikan dalam Pengaruh Kekuatan Laut Setelah Sejarah, 1660-1783 (1890). Konsep ini memiliki pengaruh yang sangat besar dalam membentuk pemikiran strategis angkatan laut di seluruh dunia, terutama di Amerika Serikat, Jerman, Jepang dan Inggris. Ide-idenya masih menembus U. S. Angkatan Laut.
Pandangan Mahan dibentuk oleh konflik abad ketujuh belas antara Belanda, Inggris, Perancis dan Spanyol, dan oleh perang kesembilan belas angkatan laut abad antara Perancis dan Inggris, di mana superioritas angkatan laut Inggris akhirnya mengalahkan Prancis, invasi konsisten mencegah dan blokade, (lihat perang Napoleon: Pertempuran Trafalgar dan Sistem Continental). Untuk pembaca modern, penekanan pada pengendalian perdagangan yg berlayar di laut merupakan hal yang biasa, tetapi pada abad kesembilan belas, gagasan itu radikal, terutama di negara sepenuhnya terobsesi dengan ekspansi ke tanah barat benua itu. Di sisi lain, penekanan Mahan kekuasaan laut sebagai fakta penting di balik kenaikan Inggris mengabaikan peran terdokumentasi dengan baik diplomasi dan tentara; teori Mahan tidak bisa menjelaskan keberhasilan kerajaan terestrial, seperti Jerman Bismarckian Namun, sebagai. blokade Angkatan Laut Royal dari Kekaisaran Jerman adalah faktor langsung dan tidak langsung kritis di Jerman runtuh akhirnya, teori Mahan telah dibuktikan oleh Perang Dunia Pertama.
Mahan menggunakan sejarah sebagai suatu persediaan pelajaran yang harus dipelajari-atau lebih tepatnya, sebagai kolam contoh yang dicontohkan teori-teorinya. Mahan percaya bahwa kebesaran nasional erat berkaitan dengan laut, dengan penggunaan secara komersial pada tahun perdamaian dan kontrol dalam perang. Tujuannya adalah untuk menemukan hukum-hukum sejarah yang menentukan yang menguasai lautan. kerangka teori Nya datang dari Jomini, dengan penekanan pada lokasi strategis (seperti chokepoints, kanal, dan stasiun pemuatan batu bara), serta tingkat kuantitatif pertempuran kekuasaan di armada. Misi utama angkatan laut adalah untuk mengamankan perintah laut. Ini tidak hanya diizinkan menjaga komunikasi untuk kapal laut sendiri sementara menolak menggunakan mereka untuk musuh tetapi juga, jika perlu, menyediakan sarana untuk pengawasan penutupan perdagangan netral. Kontrol ini laut tidak dapat dicapai dengan penghancuran perdagangan tetapi hanya dengan merusak atau menetralkan armada musuh. Ini disebut untuk konsentrasi kekuatan laut yang terdiri dari kapal modal, tidak terlalu besar tapi banyak, baik secara menyeluruh berawak dengan awak terlatih, dan beroperasi di bawah prinsip bahwa pertahanan terbaik adalah suatu pelanggaran agresif.
Mahan berpendapat bahwa dengan perintah laut, bahkan jika lokal dan sementara, operasi angkatan laut mendukung pasukan tanah dapat menjadi sangat menentukan dan bahwa supremasi angkatan laut dapat dilaksanakan oleh konsorsium transnasional bertindak dalam pertahanan sistem perdagangan bebas multinasional. Teori-teorinya-ditulis sebelum kapal selam menjadi faktor dalam perang terhadap pengiriman-menunda pengenalan konvoi sebagai pertahanan melawan Jerman U-Boats dalam Perang Dunia I. Pada tahun 1930-an Angkatan Laut AS membangun kapal selam jarak jauh untuk menyerang pengiriman Jepang, tetapi Jepang, masih terikat Mahan, dirancang kapal selam mereka sebagai ancillaries untuk armada dan gagal untuk menyerang jalur pasokan Amerika di Pasifik dalam Perang Dunia II
.Mahan berpendapat bahwa perubahan teknologi radikal tidak menghilangkan ketidakpastian dari pelaksanaan perang, dan karena itu studi ketat sejarah seharusnya menjadi dasar pendidikan perwira angkatan laut.
Sumida (2000) berpendapat Mahan percaya bahwa kepemimpinan politik dan angkatan laut yang baik adalah tidak kurang penting daripada geografi jika menyangkut pengembangan kekuatan laut. Kedua, unitnya analisis politik sepanjang kekuasaan laut prihatin adalah konsorsium transnasional daripada negara-bangsa tunggal. Ketiga, ideal ekonomi nya adalah perdagangan bebas daripada autarki. Keempat, pengakuan tentang pengaruh geografi pada strategi yang marah oleh apresiasi yang kuat dari kekuatan kontingensi untuk mempengaruhi hasil. 
Mahan menyiapkan rencana kontingensi rahasia 1890 di kasus perang harus pecah antara Inggris dan Amerika Serikat. Mahan menyimpulkan bahwa Inggris akan berusaha untuk blokade port timur, sehingga Angkatan Laut Amerika harus terkonsentrasi di salah satu pelabuhan, sebaiknya New York dengan dua pintu keluar yang terpisah, sedangkan kapal torpedo harus mempertahankan pelabuhan lainnya. Konsentrasi armada AS akan memaksa Inggris untuk dasi ke bawah seperti sebagian besar angkatan laut mereka untuk menonton keluar New York bahwa port Amerika lainnya akan relatif aman. kapal pesiar Amerika Terpisah harus upah "tindakan ofensif konstan" terhadap posisi musuh terbuka, dan jika Inggris adalah untuk melemahkan kekuatan blokade mereka dari New York untuk menyerang lain port Amerika, armada AS terkonsentrasi harus merebut kesempatan untuk mengawal armada invasi untuk menangkap pelabuhan pemuatan batu bara Inggris di Nova Scotia, demikian serius melemahkan kemampuan Inggris untuk melakukan operasi laut di lepas pantai Amerika. Rencana kontingensi adalah contoh jelas penerapan prinsip-prinsip Mahan perang laut, dengan ketergantungan yang jelas pada prinsip Jomini tentang pengendalian titik-titik strategis. 
Mahan adalah seorang komentator sering di dunia urusan angkatan laut, strategis dan diplomatik. Pada 1890-an ia berpendapat bahwa Amerika Serikat harus berkonsentrasi armada angkatan laut dan memperoleh Hawaii sebagai lindung nilai terhadap ekspansi ke timur Jepang dan AS harus membantu menjaga keseimbangan kekuasaan di daerah dalam rangka memajukan prinsip kebijakan Pintu Terbuka kedua komersial dan budaya. Mahan mewakili AS di konferensi internasional pertama tentang pengendalian senjata yang diprakarsai oleh Rusia pada tahun 1899. Rusia mencari sebuah "freeze" agar tidak tertinggal dalam perlombaan senjata Eropa. Negara-negara lain hadir dalam rangka meredakan berbagai kelompok perdamaian. Tidak ada senjata yang signifikan keterbatasan kesepakatan yang dicapai. Sebuah proposal tentang hak-hak perdagangan netral masih diperdebatkan tetapi dikesampingkan order oleh Rusia. Hasil yang bermakna hanya dari konferensi ini adalah pembentukan Pengadilan Tetap Arbitrase tidak efektif di Den Haag.Dampak terhadap pemikiran angkatan laut.
Ketepatan waktu memberikan kontribusi tidak ada bagian kecil untuk penerimaan luas dan pengaruh resultan dari pandangan Mahan. Meskipun sejarahnya relatif tipis (dia mengandalkan sumber-sumber sekunder), gaya kuat dan teori yang jelas memenangkan penerimaan luas navalists di seluruh dunia. daya Laut mendukung kolonialisme baru yang menyatakan dirinya di Afrika dan Asia. Mengingat berlangsung teknologi yang sangat cepat perubahan penggerak (dari batubara ke minyak, dari boiler ke turbin), persenjataan (dengan direktur api yang lebih baik, dan bahan peledak tinggi baru) dan baju besi dan munculnya kerajinan baru seperti kapal perusak dan kapal selam, Mahan penekanan pada modal kapal dan perintah laut datang pada saat yang tepat.
 Mahan nama menjadi sebuah kata rumah tangga di angkatan laut Jerman, sebagai Kaiser William II memerintahkan petugas untuk membaca Mahan, dan Laksamana Alfred von Tirpitz (1849-1930) digunakan reputasi Mahan untuk membiayai armada permukaan yang kuat.
Antara tahun 1890, dan 1915 Mahan dan Inggris laksamana John Fisher (1841-1920) menghadapi masalah bagaimana mendominasi perairan dan lautan rumah jauh dengan angkatan laut tidak cukup kuat untuk melakukan keduanya. Mahan berpendapat untuk prinsip universal konsentrasi kapal yang kuat di perairan rumah dan meminimalkan kekuatan di laut jauh, sementara Fisher terbalik Mahan dengan memanfaatkan perubahan teknologi untuk mengusulkan kapal selam untuk pertahanan perairan rumah dan kapal penjelajah pertempuran mobile untuk perlindungan kepentingan kekaisaran jauh.
 Prancis yang kurang sensitif terhadap teori Mahan. doktrin angkatan laut Perancis pada tahun 1914 didominasi oleh teori Mahan kekuasaan laut dan oleh karena itu diarahkan untuk memenangkan pertempuran menentukan dan memperoleh penguasaan lautan. Tapi tentu saja Perang Dunia I mengubah ide tentang tempat angkatan laut, sebagai penolakan dari armada Jerman untuk terlibat dalam pertempuran yang menentukan, ekspedisi Dardanella tahun 1915, pengembangan kapal perang, dan organisasi konvoi semua menunjukkan angkatan laut yang baru peran dalam operasi gabungan dengan tentara. bagian Angkatan Laut dalam mengamankan kemenangan itu tidak sepenuhnya dipahami oleh opini publik Perancis pada tahun 1918, tetapi sebuah sintesis dari ide-ide lama dan baru muncul dari pelajaran perang, terutama oleh laksamana Raoul Castex (1878-1968), 1927-1935, yang disintesis dalam teori-teorinya lima volume Stratégiques sekolah klasik dan materialis teori angkatan laut. Dia terbalik Mahan teori bahwa perintah laut mendahului komunikasi maritim dan meramalkan peran diperbesar pesawat terbang dan kapal selam dalam perang laut. teori Castex strategis diperbesar untuk memasukkan faktor nonmiliter (kebijakan, geografi, koalisi, opini publik, dan hambatan) dan faktor internal (kekuatan ekonomi, pelanggaran dan pertahanan, komunikasi, rencana operasional, moral, dan perintah) untuk memahami strategi umum untuk mencapai akhir kemenangan. Ideologis, Angkatan Laut Amerika Serikat awalnya menentang menggantikan kapal berlayar dengan kapal uap bertenaga setelah Perang Sipil; Mahan berpendapat bahwa hanya armada tempur lapis baja mungkin menentukan dalam perang modern. Menurut doktrin yang menentukan-pertempuran, armada tidak harus dibagi; karya Mahan mendorong peningkatan teknologi dalam lawan meyakinkan bahwa pengetahuan angkatan laut dan strategi tetap diperlukan, tetapi bahwa dominasi lautan didiktekan perlunya kecepatan dan prediktabilitas dari mesin uap.
Buku-bukunya sangat terkenal, dan erat belajar di Inggris dan Kekaisaran Jerman, mempengaruhi membangun kekuatan mereka sebelum Perang Dunia Pertama. Mahan mempengaruhi bagian angkatan laut dari Perang Spanyol-Amerika, dan pertempuran Tsushima, Jutlandia, dan Atlantik. Karyanya mempengaruhi doktrin setiap angkatan laut utama di periode antar.
Konsep Mahan tentang sea power melampaui superioritas angkatan laut, yang dalam waktu damai, negara harus meningkatkan kapasitas produksi dan pengiriman, memperoleh harta di luar negeri - baik koloni atau akses istimewa ke pasar luar negeri-namun menekankan bahwa jumlah stasiun bahan bakar batu bara dan basis strategis harus sedikit, tidak terlalu banyak menguras sumber daya dari ibu negara. Meskipun pengaruh Mahan terhadap kekuatan asing telah diakui secara umum, hanya lebih baru-baru ini memiliki ulama meminta perhatian perannya sebagai signifikan dalam pertumbuhan harta luar negeri Amerika, kebangkitan angkatan laut Amerika yang baru, dan penerapan prinsip-prinsip strategis atas mana hal dioperasikan . Ia meninggal di Washington beberapa bulan setelah pecahnya Perang Dunia I.
Pengaruh Seapower Setelah Sejarah, 1660-1783 diterjemahkan ke Bahasa Jepang  dan digunakan sebagai buku teks di Angkatan Laut Kekaisaran Jepang (IJN). Hal ini sangat mempengaruhi IJN Pasifik melakukan Perang, menekankan "pertempuran menentukan" doktrin - bahkan dengan mengorbankan melindungi perdagangan.
Sikap IJN tentang "pertempuran menentukan" adalah sedemikian rupa sehingga memberikan kontribusi untuk mengalahkan Kekaisaran Jepang tahun 1945, dan jadi dianggap usang doktrin pertempuran yang menentukan antara armada, karena pembangunan kapal selam dan pesawat pembawa. Namun, orang dapat berargumentasi bahwa IJN tidak mematuhi sepenuhnya doktrin Mahan, seperti yang mereka lakukan membagi kekuatan utama mereka dari waktu ke waktu, khususnya pembagian luas kapal perang dalam rencana pertempuran rumit yang menyebabkan bencana di Midway, dan karena itu disegel kekalahan mereka sendiri.

5. Wawasan Dirgantara ( Konsep Kekuasaan Udara )
ditemukan oleh W.Mitchen ( 1877 – 1946 ),A Saversky(1894 – 19 ),dan Giulio Douhet ( 1869 – 1930 ) yang berisi “ kekuatan di udara merupakan daya tangkis terhadap ancaman yang ampuh dan dapat melumpuhkan kekuatan dengan menghancurkan kawasan “




6. Posisi Strategis Geografis dan Geopolitik Indonesia
Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah wilayah kedaulatan, di samping rakyat dan pemerintahan yang diakui. Konsep dasar wilayah negara kepulauan telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957. Deklarasi tersebut memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa Indonesia, karena telah melahirkan konsep Wawasan Nusantara yang menyatukan wilayah Indonesia. Laut Nusantara bukan lagi sebagai pemisah, akan tetapi sebagai pemersatu bangsa Indonesia yang disikapi sebagai wilayah kedaulatan mutlak Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Indonesia wawasan nasionalnya adalah wawasan nusantara yang disingkat wasantara. Wasantara ialah cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 tentang diri dan lingkungannya (Sumardiman, 1982) serta memperhatikan sejarah dan budaya (Oetama, 2010) sebagai jembatan strategis peradaban (Pranarka, dkk.;1986) dalam eksistensinya yang sarwa nusantara dan penekanannya dalam mengekspresikan diri sebagai bangsa Indonesia untuk mencapai tujuan nasional (Oetama, 2010). Unsur-unsur dasar wasantara itu ialah: wadah (contour atau organisasi), isi, dan tata laku. Dari wadah dan isi wasantara itu, tampak adanya bidang-bidang usaha untuk mencapai kesatuan dan keserasian dalam wilayah, bangsa, budaya, ekonomi, dan hankam.
Jelaslah disini bahwa wasantara adalah pengejawantahan falsafah Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah negara Republik Indonesia. Kelengkapan dan keutuhan pelaksanaan wasantara akan terwujud dalam terselenggaranya ketahanan nasional Indonesia yang senantiasa harus ditingkatkan sesuai dengan tuntutan zaman. Ketahanan nasional itu akan dapat meningkat jika ada pembangunan yang meningkat, dalam “koridor” wasantara. Wawasan Nusantara mempunyai fungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan bagi penyelenggara Negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Selain fungsi, Wawasan Nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional daripada kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa atau daerah.

BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Dalam akhir tulisan makalah  ini dapat kita ambil kesimpulan, secara garis besar bahwa bangsa Indonesia sebagai satu kesatuan negara kepulauan, secara kenseptual Geopolitik Indonesia dituangkan dalam salah satu doktrin nasional yang disebut wawasan nusantara dan politik luar negeri bebas aktif. Sedangkan Geostrategi Indonesia diwujudkan melalui konsep ketahanan nasional yang bertumpu pada perwujudan  kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.
B.     SARAN DAN KRITIKAN
Dalam makalah ini telah kami jelaskan tentang Geopolitik dan  Geostrategi, kami sadar bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan perlu perbaikan terutama dari bapak pembimbing/dosen  dalam mata kulaih Pendidikan  Kewarganegaraan untuk memberikan arahan dan bimbingan sehingga permasalahan yang dibahas dalam makalah ini bisa tercapai dan dapat dipahami, dan kepada kawan-kawan juga kami mohon  saran dan kritikannya sehingga apa yang kurang semoga menjadi bahan evaluasi bagi tim penyusun makalah  ini.












DAFTAR PUSTAKA

Ebyhara, Abu Bakar. Pengantar Ilmu Politik. Jogjakarta: Ar-ruuz media. 2013.
Duverger, Maurice. Sosiologi Politi, cet, IX. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2002.
Kaelan dan Zubaidi Ahmad. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi.
Yogyakarta: Paradigma Yogyakarta.  2007.
Syafi’ie, Inu Kencana. Ilmu Politik, Cet. II. Jakarta: PT. Rineka Cipta.  2010.
Andi-granderist.blogspot.com. 2013.
http: krisnaptik. Wordpress.com, Geopolitik dan Geostrategi. 2003.
Maurice Duverger, Sosiologi Politi, cet, IX (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2002), 34.
Abu Bakar Ebyhara, Ph. D, Pengantar Ilmu Politik (Jogjakarta: Ar-ruuz media, 2013), 84.
Dr. H. Inu Kencana Syafi’ie, M. Si, Ilmu Politik, Cet. II (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), 57.
http: krisnaptik. Wordpress.com, Geopolitik dan Geostrategi, 2003.
Prof. DR. H. Kaelan, M.S. dan Drs. H. Ahmad Zubaidi, M. Si, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi (Yogyakarta: Paradigma Yogyakarta, 2007), 39-41.
Ibid, 41.
Andi-granderist.blogspot.com
Ibid
Prof. DR. H. Kaelan, M.S. dan Drs. H. Ahmad Zubaidi, M. Si, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi….68




Other Episodes

0 Comments for "geopolitik dan geostrategi"

Komentar - Komentar Orang